DETAIL DOCUMENT
PENERAPAN KONSELING BEHAVIORISTIK TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA KELAS VIII D BAE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Total View This Week3
Institusion
Universitas Muria Kudus
Author
ADI NUGRAHA, WIDIE
Subject
Konsultas dan konseling pendidikan 
Datestamp
2018-05-02 10:54:13 
Abstract :
Tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor meningkatnya prestasi siswa 2. Untuk mengatasi motivasi siswa yang rendah. Model konseling behavior adalah suatu model yang dapat menghasilkan perubahan yang nyata dalam perilaku konseli. Self management adalah menunjukkan pada satu teknik dalam terapi kognitif behavioristik berlandaskan pada teori belajar yang dirancang untuk membantu para konseli mengontrol dan merubah tingkah lakunya sendiri kearah tingkah laku yang efektif, sering dipadukan dengan ganjar diri (self reward). Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif; studi kasus. Dengan dua subjek penelitian yang berinisial FR dan YD. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, dan home visit. Analisis data dilakukan dengan mengabungkan semua data yang diperoleh peneliti, kemudian ditarik kesimpulan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kondisi konseli. Hasil penelitian konseli I FR: faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi berprestasi pada konseli I FR antara lain: 1. Faktor internal: konsep diri yang salah pada konseli. Konseli sering merasa lemah dan tidak dapat melampaui kakaknya yang selalu dibanggakan oleh kedua orangtua FR. FR merasa bahwa apa yang telah dikerjakannya tidak akan dapat membanggakan orangtuanya, karena itu FR menjadi pesimis dan tidak ada semangat lagi untuk berprestasi. 2. Faktor eksternal: tidak adanya apresiasi dari orangtua atas usaha yang telah FR lakukan. Orangtua FR kurang memberikan dukungan, semangat dan apresiasi atas usaha keras yang sudah FR lakukan untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik. Orangtua FR selalu membandingkan FR dengan kakaknya yang memiliki prestasi belajar yang baik. Setelah dilakukan konseling dengan menggunakan pendekatan Behavioristik teknik self management sebanyak tiga kali pada FR. FR telah mengetahui bahwa jika ingin mendapatkan pengakuan atas usaha yang telah dilakukan harus disertai dengan bukti. Yaitu meningkatkan prestasi yang dimiliki oleh konseli. Konseli II YD: Faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi berprestasi pada konseli II YD antara lain: 1. Faktor internal: cedera plantar fasciitis. Konseli mengalami cedera plantar fasciitis yang menyebabkan konseli merasa tidak mampu menahan sakit yang dialaminya. Hal ini membuat konseli mulai berpikir untuk tidak lagi melakukan aktivitas berlari seperti yang dulu sering dilakukannya. 2. Faktor eksternal: perasaan tidak percaya diri. Ketidakpercayaan diri pada konseli II FR bermula ketika konseli merasa bahwa masa penyembuhan yang dilakukannya memakan waktu yang cukup lama. Sedangkan rasa sakit yang dirasakan tidak kunjung sembuh, sehingga percaya diri pada konseli mulai luntur. Setelah mendapatkan proses konseling sebanyak tiga kali, konseli II YD telah mengetahui bahwa cedera merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh seorang atlet pada cabang olahraga manapun. Dan konseli telah mampu bersabar dan menemukan pemecahan masalahnya, yaitu melanjutkan terapinya dan berlatih ringan selama tiga hari sekali selama masa penyembuhan. Peneliti menyampaikan saran untuk pihak-pihak terkait dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah: Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa konseling individual sangat membantu siswa dalam meningkatkan motivasi berprestasi. Sehingga diharapkan kepala sekolah dapat mendukung adanya layanan konseling indivual ini dengan memfasilitasi guru pembimbing dalam memberikan layanan konseling individual. 2. Guru Bimbingan dan Konseling: Diharapkan guru bimbingan dan konseling dapat menjadikan hasil penelitian sebagai acuan dalam memberikan pelayanan konseling individual dengan pendekatan behavioristik teknik self management pada semua siswa di SMP Negeri 2 Bae Kudus. 3. Siswa: Diharapkan siswa dapat memiliki semangat dalam menghadapi setiap permasalahan dalam bidang akademis. Siswa juga harus mampu mengelola berbagai informasi untuk menunjang peningkatan motivasi berprestasi yang lebih baik. Serta memiliki mental yang sehat dalam menghadapi setiap realita kehidupan. 4. Penelitian selanjutnya: Peneliti selanjutnya hendaknya menggunakan berbagai jenis penelitian lain yang lebih bervariatif. Sehingga kekayaan kajian penelitian bimbingan dan konseling dapat selalu dikembangkan.  
Institution Info

Universitas Muria Kudus