Abstract :
Perkembangan industri baik industri jasa maupun industri manufaktur
berkembang sangat pesat, perusahaan bersaing untuk mencari pasar konsumen
yang tepat. Untuk memenangkan persaingan ini perusahaan berusaha
memperbaiki sistem pelayanan terhadap kebutuhan pelangggan (customer).
Perusahaan yang mampu bertahan dan bersaing secara efektif adalah perusahaan
yang dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki meliputi
manusia, mesin, material, informasi dan lingkungan kerja, sehingga mampu
menghasilkan produk yang berkualitas baik. Untuk menghasilkan produk yang
berkualitas baik, perusahaan harus mengadakan pengendalian kualitas untuk
menemukan terjadinya cacat (defect), sehingga dapat dilakukan tindakan
perbaikan untuk mengurangi terjadinya cacat (defect) serta meningkatkan kualitas
produk yang dihasilkan.
PT. ECCO Indonesia Sidoarjo merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi sepatu dengan standart tinggi
yang berdiri sejak tahun 1991. Dalam pengoperasiannya PT.ECCO tentu tidak
lepas dari masalah-masalah pengendalian kualitas produk dan menjaga konsistensi
dari kualitas produk mereka. Dalam rangka menjaga kekonsistensian mutu suatu
produk maka perlu dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan performa dari
perusahaan salah satunya dengan metode Six Sigma.
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan usulan dalam hal
meningkatkan kualitas untuk mengurangi defect yang dominan dan
mengidentifikasi faktor-faktor terjadinya kecacatan produk dengan menggunakan
Metode Six Sigma dengan tujuan zero defect.
Penulis menggunakan tools dari six sigma dengan pendekatan metode
DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) dengan bantuan Software
Minitab 14, agar dapat mengurangi cacat hasil proses yang dihasilkan. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan hasil penelitian dari total produksi
sebesar 105.055 dan total defect sebesar 2809 PT.ECCO Indonesia Sidoarjo telah
mencapai level sigma 4.06. Terdapat 5 CTQ terbesar yaitu Cacat Kulit, Cacat
Jahitan, Cacat Warna, Cacat Sol, Cacat Pencetakan. Dengan hasil FMEA terbesar
dari Cacat Kulit, dikarenakan inspeksi dalam pemilihan bahan baku lemah dengan
nilai RPN sebesar 294.