PENGENALAN MOTIF TRUNTUM BERBASIS BENTUK DENGAN SHAPE MATRIX
Total View This Week0
Total View This Week0
Institusion
Universitas Kristen Duta Wacana
Author
71110170, Petrus Kanisius Pekik B.
Subject
QA75 Electronic computers. Computer science
Datestamp
2021-06-02 07:42:03
Abstract :
Truntum merupakan salah satu motif batik yang cukup unik, karena seperti delapan penjuru mata angina atau kelopak bunga yang memiliki delapan penjuru sudut yang sama. Keunikan tersebut akan diteliti dengan menggunakan metode shape descriptor yang berbasis pada shape matrix. Dengan metode tersebut maka akan dapat diketahui sctructuring element pada citra tersebut, dan juga bisa diketahui berapa ambang batas yang efektif untuk dapat mengenali motif truntum dengan baik. Langkah awal penelitian ini menggunakan metode preprocessing yang meliputi mengubah citra RGB menjadi grayscale, selanjutnya citra grayscale diubah menjadi citra biner, setelah citra menjadi biner barulah kita membersihkan noise yang berada dalam citra menggunakan bwareopen, selanjutnya dilakukan penentuan titik tengah dan juga titik terjauh citra untuk pemrosesan pemotongan citra, setelah itu barulah citra diletakan di meja kerja dan dicari titik koordinat matrix sesuai dengan nilai matrix yang sudah ditetapkan dan disesuaikan dengan ambang batas terendah dari dataset dan muncul pemberitahuan bahwa citra termasuk truntum atau non truntum. Berdasarkan 40 sample data yang terdiri dari 30 motif truntum, 10 motif non truntum, menghasilkan tingkat keberhasilan rata-rata pengujian pada ambang batas terkecil 95% dengan tabel matrix 3x8 sebesar 100%, tabel matrix 4x12 sebesar 100%, tabel matrix 5x16 sebesar 100%, tabel matrix 6x20 sebesar 100% dan tabel matrix 7x24 sebanyak 100%. Maka tabel matrix 5x16 dan 7x24 yang paling baik mengenali dikarenakan memiliki garis structuring element sudut yang mewakili sudut-sudut truntum.
Truntum merupakan salah satu motif batik yang cukup unik, karena seperti delapan penjuru mata angina atau kelopak bunga yang memiliki delapan penjuru sudut yang sama. Keunikan tersebut akan diteliti dengan menggunakan metode shape descriptor yang berbasis pada shape matrix. Dengan metode tersebut maka akan dapat diketahui sctructuring element pada citra tersebut, dan juga bisa diketahui berapa ambang batas yang efektif untuk dapat mengenali motif truntum dengan baik. Langkah awal penelitian ini menggunakan metode preprocessing yang meliputi mengubah citra RGB menjadi grayscale, selanjutnya citra grayscale diubah menjadi citra biner, setelah citra menjadi biner barulah kita membersihkan noise yang berada dalam citra menggunakan bwareopen, selanjutnya dilakukan penentuan titik tengah dan juga titik terjauh citra untuk pemrosesan pemotongan citra, setelah itu barulah citra diletakan di meja kerja dan dicari titik koordinat matrix sesuai dengan nilai matrix yang sudah ditetapkan dan disesuaikan dengan ambang batas terendah dari dataset dan muncul pemberitahuan bahwa citra termasuk truntum atau non truntum. Berdasarkan 40 sample data yang terdiri dari 30 motif truntum, 10 motif non truntum, menghasilkan tingkat keberhasilan rata-rata pengujian pada ambang batas terkecil 95% dengan tabel matrix 3x8 sebesar 100%, tabel matrix 4x12 sebesar 100%, tabel matrix 5x16 sebesar 100%, tabel matrix 6x20 sebesar 100% dan tabel matrix 7x24 sebanyak 100%. Maka tabel matrix 5x16 dan 7x24 yang paling baik mengenali dikarenakan memiliki garis structuring element sudut yang mewakili sudut-sudut truntum.
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
