KAJIAN EKOTEOLOGI DALAM PERJUMPAAN SEREN TAUN DENGAN GKP CIGUGUR
Total View This Week0
Total View This Week0
Institusion
Universitas Kristen Duta Wacana
Author
01120036, ELFRIDA NOVELIA
Subject
BL Religion
Datestamp
2020-06-18 01:38:39
Abstract :
Masyarakat Sunda Wiwitan mengenal perayaan Seren Taun yang dirayakan setiap tahunnya. Seren Taun bisa diikuti oleh seluruh masyarakat tanpa dibatasi oleh golongan, suku, dan agama. Seluruh masyarakat dari berbagai macam latar belakang datang untuk mengikuti perayaan Seren Taun tersebut. Seren Taun sendiri merupakan perayaan yang bermakna ucapan syukur terhadap Allah yang telah memberikan banyak kelimpahan dan segala sesuatu yang memenuhi kebutuhan hiudp manusia. Makna yang terkandung dalam Seren Taun dan Sunda Wiwitan sayangnya tidak diketahui oleh sebagian besar jemaat GKP Cigugur (yang dulu menganut Sunda Wiwitan). Pemahaman tentang alam pun sangat minim, yaitu menghargai dan menjaga alam sejauh alam memberikan manfaat bagi manusia. Dalam menghadapi krisis ekologi yang semakin merajalela, gereja dan rekan-rekan perjumpaannya ?- dalam penulisan ini budaya Sunda Wiwitan dan Seren Taun, mempunyai tanggung jawab bersama menangani krisis ekologi tersebut. Perjumpaan GKP Cigugur dengan budaya lokal Sunda Wiwitan tidak bisa dihindari, bahkan dapat menjalin sebuah relasi yang saling bergantung demi menghadapi krisis ekologi. Pada tulisan ini dibahas teologi yang tercipta dari dialog dalam perjumpaan GKP Cigugur dengan budaya lokal Sunda Wiwitan dan tradisi Seren Taun
Masyarakat Sunda Wiwitan mengenal perayaan Seren Taun yang dirayakan setiap tahunnya. Seren Taun bisa diikuti oleh seluruh masyarakat tanpa dibatasi oleh golongan, suku, dan agama. Seluruh masyarakat dari berbagai macam latar belakang datang untuk mengikuti perayaan Seren Taun tersebut. Seren Taun sendiri merupakan perayaan yang bermakna ucapan syukur terhadap Allah yang telah memberikan banyak kelimpahan dan segala sesuatu yang memenuhi kebutuhan hiudp manusia. Makna yang terkandung dalam Seren Taun dan Sunda Wiwitan sayangnya tidak diketahui oleh sebagian besar jemaat GKP Cigugur (yang dulu menganut Sunda Wiwitan). Pemahaman tentang alam pun sangat minim, yaitu menghargai dan menjaga alam sejauh alam memberikan manfaat bagi manusia. Dalam menghadapi krisis ekologi yang semakin merajalela, gereja dan rekan-rekan perjumpaannya ?- dalam penulisan ini budaya Sunda Wiwitan dan Seren Taun, mempunyai tanggung jawab bersama menangani krisis ekologi tersebut. Perjumpaan GKP Cigugur dengan budaya lokal Sunda Wiwitan tidak bisa dihindari, bahkan dapat menjalin sebuah relasi yang saling bergantung demi menghadapi krisis ekologi. Pada tulisan ini dibahas teologi yang tercipta dari dialog dalam perjumpaan GKP Cigugur dengan budaya lokal Sunda Wiwitan dan tradisi Seren Taun
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
