PERJUMPAAN GKI PNIEL DENGAN YESUS YANG HILANG DARI UMAT KWEKRISNOS SERTA IMPLEMENTASINYA BAGI KEMANDIRIAN JEMAAT
Total View This Week0
Total View This Week0
Institusion
Universitas Kristen Duta Wacana
Author
51120004, MERCYA PELUPESSY
Subject
BR Christianity
Datestamp
2020-05-30 11:02:12
Abstract :
Pelayanan misi dari jemaat seringkali menghadapi dilema ketika mereka memasuki sebuah budaya dan cerita-cerita mitologi yang telah ada sebelumnya. Sikap pragmatis gereja dalam menghadapinya sering mengarah pada mengabaikan atau bahkan menggantikan narasi budaya yang telah ada tersebut dengan alasan bahwa narasi budaya tersebut tidak sesuai dengan Injil sehingga terjadi pertentangan dan dominasi. Demikian juga dengan Umat Kwekrisnos yang dilayani oleh GKI Pniel merupakan umat yang telah memiliki narasi budayanya sendiri tentang Yakwuis yang diiusir karena pelanggaran dan harus dicari supaya masyarakat mendapatkan kesejahteraan. Perjumpaan budaya dan Injil merupakah hal menarik yang perlu dilakukan secara terbuka dan saling belajar. Bagaimanapun local wisdom berdasarkan narasi tersebut telah berakar dalam kehidupan umat. Di sinilah GKI Pniel dituntut untuk terbuka, rendah hati dan mau belajar dari budaya lain. Sebab Injil yang dibawa GKI Pniel harus bisa diterjemahkan dan diperjumpakan secara kultural bersama dengan konteks budaya Kwekrisnos. Dalam kaitan dengan ini dibutuhkan pemahaman yang memadai tentang misi dan teologi interkultural. Misi tidak dipahami secara eksklusif, melainkan bahwa misi dipahami sebagai proses bersama antara yang membawa kabar baik dan yang menerima untuk dipercakapkan dan dikembangkan bersama dalam perjumpaan tersebut. Misi tidak mengatur jemaat setempat sesuai pandangannya, melainkan menemukan makna hidup bersama dalam definisi dan narasi yang dibangun bersama yang lain. Bila ini dilakukan maka kesejahteraan dapat diwujudkan bersama tanpa dominasi.
Pelayanan misi dari jemaat seringkali menghadapi dilema ketika mereka memasuki sebuah budaya dan cerita-cerita mitologi yang telah ada sebelumnya. Sikap pragmatis gereja dalam menghadapinya sering mengarah pada mengabaikan atau bahkan menggantikan narasi budaya yang telah ada tersebut dengan alasan bahwa narasi budaya tersebut tidak sesuai dengan Injil sehingga terjadi pertentangan dan dominasi. Demikian juga dengan Umat Kwekrisnos yang dilayani oleh GKI Pniel merupakan umat yang telah memiliki narasi budayanya sendiri tentang Yakwuis yang diiusir karena pelanggaran dan harus dicari supaya masyarakat mendapatkan kesejahteraan. Perjumpaan budaya dan Injil merupakah hal menarik yang perlu dilakukan secara terbuka dan saling belajar. Bagaimanapun local wisdom berdasarkan narasi tersebut telah berakar dalam kehidupan umat. Di sinilah GKI Pniel dituntut untuk terbuka, rendah hati dan mau belajar dari budaya lain. Sebab Injil yang dibawa GKI Pniel harus bisa diterjemahkan dan diperjumpakan secara kultural bersama dengan konteks budaya Kwekrisnos. Dalam kaitan dengan ini dibutuhkan pemahaman yang memadai tentang misi dan teologi interkultural. Misi tidak dipahami secara eksklusif, melainkan bahwa misi dipahami sebagai proses bersama antara yang membawa kabar baik dan yang menerima untuk dipercakapkan dan dikembangkan bersama dalam perjumpaan tersebut. Misi tidak mengatur jemaat setempat sesuai pandangannya, melainkan menemukan makna hidup bersama dalam definisi dan narasi yang dibangun bersama yang lain. Bila ini dilakukan maka kesejahteraan dapat diwujudkan bersama tanpa dominasi.
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
