Abstract :
Latar Belakang: Neuropati diabetik adalah komplikasi kronik diabetes mellitus pada tingkat mikrovaskular yang menganggu sistem saraf dan paling umum terjadi pada penderita diabetes melitus tipe 2 dengan gejala nyeri seperti terbakar, panas, dan tersengat listrik. Pasien diabetes dengan defisiensi Vitamin D akan memiliki faktor risiko 1,2 kali lebih tinggi terkena neuropati diabetik. Vitamin D dapat menghasilkan efek protektif, berperan dalam sintesis dan sekresi insulin, serta memiliki efek antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi gejala neuropati diabetik. Tujuan: Mengukur efektivitas terapi tambahan Vitamin D 5.000 IU dalam meningkatkan kadar serum Vitamin D hingga 30 ng/ mL dalam waktu 2 bulan pada pasien neuropati diabetik Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Randomized Controlled Trial yang menggunakan data sekunder rekam medis pasien diabetes mellitus RS Bethesda Yogyakarta. Jumlah subjek sebanyak 36 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi yang diberikan terapi simptomatik dengan tambahan vitamin D 5.000 IU dan kelompok kontrol yang hanya diberikan terapi simptomatik. Selanjutnya, dianalisis peningkatan rerata kadar serum vitamin D menggunakan hasil laboratorium pada minggu 0 dan 8 dengan uji t independen. Hasil: Terdapat peningkatan rerata kadar serum vitamin D pada kedua kelompok dalam waktu 2 bulan. Namun, peningkatan kadar serum vitamin D secara signifikan lebih baik pada kelompok intervensi (mencapai 30 ng/ mL) dibanding kelompok kontrol yang terlihat dari selisih antara rerata kadar serum vitamin D sebelum dan setelah terapi (p=0,000). Kesimpulan: Pemberian terapi tambahan vitamin D 5.000 IU pada pasien diabetes mellitus dengan nyeri neuropati diabetik dapat meningkatkan kadar serum vitamin D hingga mencapai kadar sufisiensi (30 ? 100 ng/ mL) dalam waktu 2 bulan dibandingkan dengan pasien yang hanya diberikan terapi simptomatik nyeri neuropati diabetik. Kata Kunci: Diabetes mellitus, neuropati diabetik, kadar serum vitamin D.