Abstract :
Latar Belakang: Ketuban pecah dini (KPD) prematur adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan dimulai yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. KPD prematur berkaitan dengan kondisi patologis ibu dan janin yang berkontribusi pada kelahiran bayi prematur dan kematian neonatal. Infeksi saluran kemih (ISK) diketahui merupakan salah satu faktor risiko dari kejadian KPD prematur. ISK pada ibu hamil dapat menimbulkan komplikasi seperti bayi lahir prematur, berat badan bayi lahir rendah, serta pielonefritis. Tujuan: Mengetahui apakah riwayat infeksi saluran kemih berhubungan dengan kejadian ketuban pecah dini prematur di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik non eksperimental dengan pendekatan studi kohort retrospektif. Data yang diambil merupakan data sekunder melalui rekam medis dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah (1) Semua ibu hamil yang dirawat inap di RS Bethesda Yogyakarta, (2) Pasien dengan data rekam medis lengkap pada periode tahun 2015 ? 2021. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah (1) Ibu yang mengalami ketuban pecah dini pada usia kehamilan < 20 minggu dan > 37 minggu, (2) Ibu yang mengalami ISK dan memperoleh pengobatan antibiotik. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square dan dinyatakan signifikan apabila p < 0,05. Populasi penelitian yakni ibu hamil rawat inap dengan usia kehamilan 20 ? 36 minggu di RS Bethesda Yogyakarta dari tahun 2015 ? 2021. Hasil: Total sampel berjumlah 101, terdiri dari 19 pasien dengan riwayat ISK dan 82 pasien tanpa riwayat ISK. Berdasarkan analisis bivariat dengan uji chi square, hubungan infeksi saluran kemih dengan kejadian ketuban pecah dini prematur didapatkan nilai p = 0,062. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara infeksi saluran kemih dengan kejadian ketuban pecah dini prematur di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.