Abstract :
Latar Belakang: Pandemi COVID-19 menyebabkan banyak kesakitan dan kematian di seluruh dunia. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa IMT berhubungan dengan keparahan COVID-19. Permasalahan kelebihan dan kekurangan berat badan yang menjadi salah satu komorbid pada pasien COVID-19 belum teratasi hingga saat ini. Tujuan: Mengetahui bagaimana hubungan IMT dengan keparahan COVID-19. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif. Sampel ditentukan dengan teknik consecutive sampling yang terdiri dari 100 pasien terkonfirmasi COVID-19 di RS Bethesda Yogyakarta. Data yang digunakan merupakan data rekam medis tahun 2020-2021. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Somer?s D, kemudian dilanjutkan dengan penghitungan Odds Ratio (OR). Hasil: Pasien terkonfirmasi COVID-19 mayoritas berusia 50 tahun (51%), pasien berjenis kelamin laki-laki lebih banyak (60%) daripada perempuan (40%), dan IMT rata-rata pasien yaitu 25,52 kg/m2. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara usia dengan keparahan COVID-19 (p=0,021), tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan keparahan COVID-19 (p=0,888), dan terdapat hubungan antara IMT dengan keparahan COVID-19 (p=0,007). Pada penghitungan OR, pasien berusia 50 tahun memiliki risiko 2,566 kali lipat menderita COVID-19 gejala berat dan 7,893 kali lipat gejala kritis dibandingkan pasien berusia <50 tahun. Pasien dengan IMT tidak normal memiliki risiko 1,125 kali lipat menderita COVID-19 gejala berat dan 3,375 kali lipat gejala kritis dibandingkan pasien dengan IMT normal. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dengan tingkat keparahan COVID-19. Semakin jauh angka IMT dari angka normal, maka semakin tinggi tingkat keparahan COVID-19 yang diderita.