Abstract :
Coworking Space secara umum merupakan terobosan baru sebuah kantor yang didalamnya mengusung konsep kerja bersama dan kolaborasi. Coworking Space meliputi penyewaan ruang kerja yang digunakan secara bersama-sama dan terbuka dengan pengguna lainnya dengan penggunaan waktu yang fleksibel. Generasi milenial saat ini sudah mulai bergabung dan berkembang pesat tak terkecuali kota Merauke. Sebagian dari perekonomian saat ini membutuhkan suatu mekanisme kerja yang berbeda. Sebagai hasilnya, coworking space (ruang kerja bersama) telah muncul sebagai bentuk tipe kantor yang baru. Pekerja independen seperti kaum nomaden digital (digital nomads) tidak lagi membutuhkan tempat untuk bekerja yang bersifat menetap di dalam suatu gedung atau kantor seperti pada umumnya. Generasi seperti pengusaha rintisan/ start-up, freelancer dan pelajar diharapkan mampu mengembangkan industri kreatif digital melalui kegiatan sharing, learning, rekreasi, dan meningkatkan kualitas hidup melalui interaksi sosial. Salah satu faktor yang cukup berdampak pada pengguna adalah kenyamanan dan kemudahan akses sesuai perilaku pengguna jika direalisasikan. Oleh karena itu diterapkannya pendekatan arsitektur perilaku pada bangunan co-working space bertujuan untuk menyesuaikan bangunan dengan perilaku pengguna coworking space yang berdampak dengan penyusunan ruang dari tata letaknya, material yang digunakan, penyusunan furnitur dan menata alur sirkulasi pengguna coworking space agar dapat mengoptimalkan kinerja pengguna saat bekerja.