Abstract :
Penyalahgunaan narkotika tiap tahunnya semakin meningkat, pada kabupaten Semarang sendiri tercatat 1.300 kasus merupakan kasus penyalahgunaan narkotika yang membuat Kabupaten Semarang menjadi peringkat pertama di Jawa Tengah. Sebanyak 70% dari kasus penyalahgunaan narkotika tersebut merupakan usia produktif, 27% merupakan pemuda. 50% dari penyalahgunaan narkotika sampai saat ini masih di bawa ke lapas bukanya pusat rehabilitasi, khususnya pemuda. Maka tujuan dari Tugas Akhir ini adalah merancang pusat rehabilitasi narkotika yang dikhususkan untuk pemuda. Dalam merancang pusat rehabilitasi digunakan pendekatan arsitektural Biofilik, pendekatan ini dipilih dengan tujuan untuk mempercepat proses penyembuhan mental akan ketergantungan narkotika dengan mendekatan alam kepada pengguna bangunan, dengan melakukan studi kasus mengenai rehabilitasi untuk pengguna narkotika. Dalam proses perancangan dilakukan simulasi untuk kriteria standar dari kenyamanan thermal, pencahayaan, dan sirkulasi, kemudian hasil simulasi di padukan dengan aspek Biofilik sebagai landasan utama dari perancangan bangunan dengan 6 aspek utama, Visual Connection to Nature, Presence of Water, Therman Control & Airflow, Patterns That Exist in Nature, Prospect Or View Over A Distance, dan Sound(Other Non-Visuals) dengan tetap berlandaskan SNI dari semua aspek bangunan rehabilitasi.