Abstract :
Kuliner merupakan aspek pemenuhan kebutuhan pokok manusia, yakni pangan. Namun tidak hanya itu, kuliner menjadi penggerak dalam proses perkembangan zaman. Potensi kuliner memberi dampak positif pada tiap daerah karena menjadi daya pikat kuat dan menginterpretasikan kemajuan gaya hidup manusia. Terutama Kota Lama Waingapu dengan ragam potensi kulinernya yang diperankan oleh beragam komoditas. Aktivitas perdagangan kuliner di Kota Lama memberikan dampak positif dalam pengembangan ekonomi vital. Tetapi di sisi lain terdistorsi oleh permasalahan?permasalahan; mulai dari kuragnya pemaksimalan lahan untuk penataan kuliner efektif sehingga masih banyak penjualan liar yang mengakibatkan kesemrawutan parkir, kerusakan pedestrian, pencemaran ruang lingkup kota dengan praktik kurang higienis, ruang kuliner tidak aksesibel, serta mengakibatkan perubahan signifikan pada visual Kota Lama. Untuk mengangkat kembali wajah Kota Lama, maka upaya peremajaan perlu dikerahkan dengan penyuntikan aktivitas vital. Upaya tersebut kemudian dikaitkan dengan fenomena potensi kuliner yang ada serta aspirasi kebutuhan masyarakat, Sehingga tercipta ruang publik baru yang efektif dengan menggandeng kuliner dan ruang rekreatif lain di dalamnya. Melangkah untuk tujuan tersebut, maka perlu metodologi yang bertujuan secara kolektif membangun ruang publik berdasarkan aspirasi dan kebutuhan kegiatan masyarakat. Karena itu, dalam perancangan ini terdapat penjelasan terkait fenomena, analisa, serta instrument yang menghantarkan integrasi pemenuhan kebutuhan ruang publik baru yang vital, fektif, dan berkelanjutan