Abstract :
Indonesia dikenal sebagai negara agraris dikarenakan sebagian besar penduduknya berprofesi dalam bidang pertanian. Demikian juga Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) yang dijuluki sebagai Gereja Agraria didasari oleh faktor yang sama. Seiring dengan kemajuan zaman dalam hal ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi, profesi petani mulai sedikit demi sedikit ditinggalkan oleh masyarakatnya. Hal ini dikarenakan petani dilihat menjadi sebuah profesi yang tidak menguntungkan dan tidak bisa mengikuti perkembangan kebutuhan hidup pelakunya. Menyusutnya pendapatan para petani menjadi faktor utama untuk meneliti bagaimana fenomena kerja keras justru membuahkan kesejahteraan petani terbiaskan. Keprihatinan inilah yang menggugah penulis untuk membaca pola perekonomian yang berkembang di dunia pertanian dan kemudian menggunakan teori Sub-Altern yang dipopulerkan oleh Gayatri Chakravorty Spivak sebagai alat penelitiannya. Dalam teori tersebut, sub-altern adalah kelompok/kaum yang tertindas dan tidak sadar bahwa dirinya sedang mengalami penindasan atau ketidakadilan. Oleh karena itu ada pihak-pihak yang membuka potensi penindasan dan ada juga pihak-pihak yang mampu membantu para petani untuk lepas dari belenggu ketidakadilan ekonomi tersebut. Sebagai hipotesa awal, penulis menaruh perhatian khusus terhadap peran tengkulak dan gereja dalam proses penelitian ini. Tengkulak adalah pihak yang berhubungan langsung dengan petani sebagai penyalur ke pasar, sedangkan GKJW adalah gereja berbasis agraria yang dipanggil oleh Allah untuk juga bertanggung jawab atas pemberlakuan kasih, kebenaran, keadilan, damai sejahtera bagi masyarakat, bangsa dan negara.