Abstract :
Dalam menjalankan rutinitas keseharian di dalam dunia, manusia mengalami pertemuan dengan manusia lain di dunia ini, perjumpaan atau relasi yang terbangun memberikan sebuah pengalaman dalam diri manusia, baik pengalaman positif maupun negatif dalam dunia, manusia bergulat di dalamnya. Pengalaman negatif yang dijumpai oleh manusia, membuat manusia takut dan cemas di dalam pengalaman tersebut, terkhusus kecemasan yang dialami manusia ketika mengetahui akan realitas kematian yang akan mereka alami kedepannya. Perasaan cemas akan fakta kematian yang akan manusia alami, dalam tulisan ini Penulis membahas kecemasan menggunakan pandangan Martin Heidegger Sein und Zeit, setidaknya dalam pandangan Heidegger para pembaca akan mendapatkan bagaimana cara merespon kecemasan akan kematian dalam kehidupan yang mereka jalani, tidak hanya menggunakan pandangan Heidegger namun Penulis juga akan meninjau tentang kecemasan melalui teks kitab Pengkhotbah 9:1-12, menggunakan teks ini Penulis mencari tahu apakah dalam pandangan Pengkhotbah manusia boleh merasa cemas akan masa depan mereka yaitu kematian, dan bagaimana cara manusia melibatkan iman dalam kecemasan yang mereka alami dalam realitas keseharian yang mereka alami.