DETAIL DOCUMENT
KONSENTRASI DAN RESIKO KESEHATAN Pb DAN Cd PADA SIOMAY DAN BATAGOR DI KOTA YOGYAKARTA DAN SOLO
Total View This Week0
Institusion
Universitas Kristen Duta Wacana
Author
31140058, ELISABET DEWI KRISTINA S
Subject
RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine 
Datestamp
2020-07-10 07:32:04 
Abstract :
Penelitian dilakukan di kota Yogyakarta dan Solo untuk mengetahui konsentrasi dan akumulasi logam berat Pb dan Cd serta mengetahui analisa resiko kesehatan pada manusia melalui konsumsi siomay dan batagor. Sampel pada penelitian ini berupa siomay beku, siomay warung, siomay keliling, batagor warung, dan batagor keliling dengan masing-masing sampel 6 replikat. Sampel dikumpulkan secara acak dari beberapa titik pada kota Yogyakarta dan Solo. Setelah sampel dikumpulkan, sampel diekstraksi dengan menggunakan metode aqua regia digestible dan konsentrasi logam berat diukur dengan menggunakan AAS. Untuk menentukan resiko kesehatan pada manusia, dilakukan survei pada 30 responden di kota Yogyakarta dan 30 responden di kota Solo. Responden dibagi menjadi tiga kelompok umur, yaitu anak-anak; remaja; dan dewasa. Konsentrasi Pb pada siomay di Yogyakarta adalah sebesar sebesar 0,18 ?g.g-1 dan konsentrasi rerata Pb pada batagor adalah sebesar 0,14 ?g.g-1, sedangkan konsentrasi rerata Pb pada siomay di kota Solo adalah 0,25 ?g.g-1 dan konsentrasi rerata Pb pada batagor adalah sebesar 0,10 ?g.g-1. Konsentrasi Pb pada siomay dan batagor di kota Solo lebih tinggi dibandingkan dengan Yogyakarta. Konsentrasi rerata Cd pada siomay di kota Yogyakarta adalah sebesar 0,06 ?g.g-1 dan konsentrasi rerata Cd pada batagor adalah sebesar 0,03 ?g.g-1, sedangkan konsentrasi rerata Cd pada siomay di kota Solo adalah sebesar 0,03 ?g.g-1 dan konsentrasi rerata Cd pada batagor adalah sebesar 0,02 ?g.g-1. Konsentrasi Cd pada siomay dan batagor di Yogyakarta lebih tinggi dibandingkan dengan kota Solo. Terdapat perbedaan pola konsumsi antara masyarakat Yogyakarta dengan masyarakat Solo. Masyarakat Yogyakarta lebih cenderung mengkonsumsi keempat jenis pangan dan lebih didominasi oleh siomay keliling, sedangkan masyarakat Solo lebih cenderung mengkonsumsi ketiga jenis pangan dan lebih didominasi oleh siomay keliling. Masyarakat di Yogyakarta yang mengkonsumsi siomay dan batagor memiliki resiko yang lebih tinggi terpapar logam berat Pb dibandingkan dengan masyarakat yang ada di Solo. Masyarakat di Yogyakarta yang mengkonsumsi siomay warung 4 kali/minggu atau lebih dapat terpapar Pb sebesar 35,92 ?g dan masyarakat Yogyakarta yang mengkonsumsi batagor warung 4 kali/minggu atau lebih dapat terpapar logam berat Pb sebesar 53,87 ?g. 
Institution Info

Universitas Kristen Duta Wacana