Abstract :
Kasus kekerasan seksual yang telah menimpa anak pada usia dini kini
menjadi perhatian publik, khususnya para ibu yang memiliki anak pada usia
dini. Maraknya kasus kekerasan seksual pada anak usia dini disebabkan oleh
minimnya pendidikan seksual yang dipahami oleh sang anak. Ibu, sebagai
pihak yang bertanggung jawab terhadap perkembangan sang anak perlu
membimbing sang anak untuk melindungi diri mereka dari pelaku kekerasan
seksual. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pengalaman ibu dalam
memaknai pendidikan seksual pada anak usia dini, mendeskripsikan
pengalaman ibu dalam memaknai alat seksual serta mendeskrispikan pola
komunikasi ibu dan anak dalam memberikan pendidikan seksual pada anak
usia dini.
Penelitian ini menggunakan teori fenomenologi milik Husserl.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif.
Paradigma yang digunakan yaitu konstruktivis dengan metode penelitian
studi fenomenologi. Informan dalam penelitian ini yaitu para ibu yang memiliki
dua anak laki-laki, dua anak perempuan dan satu anak laki-laki dan satu
anak perempuan yang masing-masing dari anak tersebut berusia 1-8 tahun.
Informan tersebut ialah Ibu Indah Minarni, Ibu Astuti Ekawati serta Ci Ju Ie.
Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan menggunakan teknik
keabsahan data fenomenologi. Data yang telah terkumpul dianalisis
menggunakan teknis analisis data fenomenologi milik Husserl .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan seksual anak pada
usia dini dimaknai sebagai hal yang mengandung pornografi karena tidak
pantas jika dibicarakan pada anak usia dini. Namun, pendidikan seksual juga
dimaknai sebagai perlindungan diri sang anak dari pelaku kekerasan seksual.
Penyebutan alat seksual masih menggunakan istilah konotasi dan tidak
menggunakan sesuai dengan nama ilmiahnya. Penyebutan ?pepek? atau
?burung? dimaknai sebagai bahasa halus untuk anak-anak dalam
menyebutkan organ seksual mereka. Pola komunikasi ibu dengan anak dapat
dilihat dari penyebutan organ seksual yang masih menggunakan istilah
konotasi, cara melindungi bagian tubuh vital anak dengan memberikan
pengarahan kepada anak untuk waspada pada pelaku kekerasan seksual.
Pendidikan seksual biasa diberikan pada saat anak mandi, memberikan
contoh mawas diri sesuai dengan adegan di televisi, pada saat anak sedang
buang air kecil maupun pada saat mengganti baju