DETAIL DOCUMENT
Makna pendidikan seksual anak usia dini pada ibu (metode penelitian fenomenologi pada ibu dari anak usia dini)
Total View This Week0
Institusion
Universitas Multimedia Nusantara
Author
Andreyani, Sinta
Subject
173 Ethics of family relationships 
Datestamp
2022-01-21 12:48:07 
Abstract :
Kasus kekerasan seksual yang telah menimpa anak pada usia dini kini menjadi perhatian publik, khususnya para ibu yang memiliki anak pada usia dini. Maraknya kasus kekerasan seksual pada anak usia dini disebabkan oleh minimnya pendidikan seksual yang dipahami oleh sang anak. Ibu, sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap perkembangan sang anak perlu membimbing sang anak untuk melindungi diri mereka dari pelaku kekerasan seksual. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pengalaman ibu dalam memaknai pendidikan seksual pada anak usia dini, mendeskripsikan pengalaman ibu dalam memaknai alat seksual serta mendeskrispikan pola komunikasi ibu dan anak dalam memberikan pendidikan seksual pada anak usia dini. Penelitian ini menggunakan teori fenomenologi milik Husserl. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Paradigma yang digunakan yaitu konstruktivis dengan metode penelitian studi fenomenologi. Informan dalam penelitian ini yaitu para ibu yang memiliki dua anak laki-laki, dua anak perempuan dan satu anak laki-laki dan satu anak perempuan yang masing-masing dari anak tersebut berusia 1-8 tahun. Informan tersebut ialah Ibu Indah Minarni, Ibu Astuti Ekawati serta Ci Ju Ie. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan menggunakan teknik keabsahan data fenomenologi. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan teknis analisis data fenomenologi milik Husserl . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan seksual anak pada usia dini dimaknai sebagai hal yang mengandung pornografi karena tidak pantas jika dibicarakan pada anak usia dini. Namun, pendidikan seksual juga dimaknai sebagai perlindungan diri sang anak dari pelaku kekerasan seksual. Penyebutan alat seksual masih menggunakan istilah konotasi dan tidak menggunakan sesuai dengan nama ilmiahnya. Penyebutan ?pepek? atau ?burung? dimaknai sebagai bahasa halus untuk anak-anak dalam menyebutkan organ seksual mereka. Pola komunikasi ibu dengan anak dapat dilihat dari penyebutan organ seksual yang masih menggunakan istilah konotasi, cara melindungi bagian tubuh vital anak dengan memberikan pengarahan kepada anak untuk waspada pada pelaku kekerasan seksual. Pendidikan seksual biasa diberikan pada saat anak mandi, memberikan contoh mawas diri sesuai dengan adegan di televisi, pada saat anak sedang buang air kecil maupun pada saat mengganti baju 
Institution Info

Universitas Multimedia Nusantara