Abstract :
Pemilu merupakan langkah awal partai politik dalam bersaing untuk
merebutkan kekuasaan untuk menduduki kursi eksekutif dan/atau legislatif. Partai
politik dan kandidat perlu memikirkan strategi yang dapat menentukan
kemenangan untuk meraih kursi kekuasaan tersebut. Seperti halnya dengan Partai
Demokrat yang baru dua kali mengikuti pemilu, keluar sebagai peraih suara
mayoritas secara nasional mengungguli peserta pemilu lainya. Tak terkecuali di
Kota Semarang Partai Demokrat bahkan berhasil menyapu bersih dengan meraih
kemenangan di setiap kecamatan yang ada di Kota Semarang.
Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui strategi yang digunakan Partai
Demokrat dalam pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang, (2) mengetahui
kendala-kendala yang dihadapi Partai Demokrat dalam menerapkan strateginya
dalam pemilu legislatif 2009 Di Kota Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian di Kota
Semarang yaitu DPC Partai Demokrat dan DPRD Kota Semarang. Penggalian
data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan anggota DPC (Dewan
Pimpinan Cabang) Partai Demokrat Kota Semarang dan anggota DPRD dari
Fraksi Partai Demokrat Kota Semarang. Selain itu digunakan pula beberapa data
dan dokumen untuk menunjang kelengkapan dan kedalaman informasi yang
dibutuhkan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan setidaknya terdapat beberapa
strategi yang digunakan Partai Demokrat dan kendala-kendala yang dihadapi
dalam pemenangan pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang. Strategi tersebut
antara lain komunikasi yang meliputi jaringan kekuasaan tingkat lokal, sosialisasi,
event, kampanye, money politic dan pencitraan meliputi figur, citra partai.
Kendala-kendala yang dihadapi meliputi ekonomi (keuangan), waktu dan tenaga.
Melalui strategi tersebut Partai Demokrat memperoleh suara196,766 (28,018
persen) diseluruh daerah Kota Semarang sekaligus menjadi partai pemenang
dalam pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang lalu.
Saran dalam penelitian adalah: (1) Partai Demokrat diharapkan tidak
tergantung dengan figur SBY terus-menerus, harus lebih menguatkan mesin partai
(kader dan caleg) dalam pemilu mendatang; (2) Caleg Partai Demokrat harus lebih
berani untuk memberikan kesempatan dan membuka ruang kepada masyarakat di
wilayah tertentu dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang dapat
diterima dengan baik oleh masyarakat terebut; (3) Partai Demokrat perlu
menyusun program-program baru yang memungkinkan rakyat bisa tertarik
kembali, dan mensejahtrakan rakyat seperti program yang dulu.