Abstract :
Pembelajaran tari bagi orang normal merupakan hal yang biasa. Namun,
pembelajaran tari untuk anak yang menyandang tuna grahita ringan menjadi
sebuah hal yang luar biasa. Pembelajaran tari di SLB memiliki tingkat kesulitan
yang cukup tiggi apabila dibandingkan dengan pembelajaran tari disekolahsekolah
biasa. Hal ini disebabkan karena siswa kurang maksimal dalam
menangkap dan menghafal materi yang diberikan oleh siswa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pembelajaran dalam kegiatan ekstra kurikuler tari di
SLB C Widya Bhakti Semarang serta dampak-dampak yang diperoleh siswa
setelah mengikuti kegiatan ekstra kurikuler tari. Manfaat bagi anak tuna grahita
ringan dapat menambah pengalaman dalam bidang kesenian khususnya tari, dan
dapat melatih keberanian dan kepercayaan diri siswa tuna grahita ringan melalui
olah gerak.
Subyek penelitian ini adalah anak tuna grahita ringan SLB C Widya
Bhakti Semarang. Metode penelitian ini adalah menggunakan pendekatan
kualitatif. Dalam penelitian ini dilakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi
sebagai teknik pengumpulan data. Analisis data pada penelitian ini meliputi
reduksi data, interpretasi data, penyajian data, serta penarikan simpulan atau
verifikasi.
Hasil penelitian ialah deskripsi proses pembelajaran tari pada kegiatan
ekstra kurikuler tari di SLB C Widya Bhakti Semarang meliputi tujuan, materi
atau bahan, metode, media dan evaluasi. Beberapa dampak yang muncul pada
siswa tuna grahita ringan setelah mengikuti kegiatan ekstra kurikuler tari ialah (1)
perubahan ranah afektif, kognitif dan psikomotorik, (2) perubahan psikologi siswa
tuna grahita ringan, seperti siswa tuna grahita ringan yang awalnya pemarah
menjadi lebih bisa mengendalikan emosinya serta siswa tuna grahita ringan yang
tadinya pemalu menjadi lebih berani berkomunikasi dengan yang lain(3)
perubahan kemampuan fisik siswa tuna grahita ringan, seperti siswa tuna grahita
ringan yang takut untuk berjongkok karena pernah cidera di lututnya menjadi bisa
untuk jongkok.
Saran-saran perbaikan yang dapat penulis kemukakan ialah (1) lebih
mengoptimalkan pada pembentukan ranah afektif dan psikomotorik, (2) sarana
dan prasarana di SLB C Widya Bhakti hendaknya dilengkapi lagi seperti
pembuatan ruangan praktek sendiri, (3) guru dapat meningkatkan antusias siswa
untuk ikut dalam kegiatan ekstra kurikuler tari dengan cara belajar di luar
lingkungan sekolah (sanggar atau di tempat- tempat kesenian yang lain), (4) guru
menghindar ipenggunaan metode penugasan.