Institusion
Universitas Negeri Semarang
Author
DEDDY HARTANTO SETIAWAN, 2414990013
Subject
NX Arts in general
Datestamp
2015-04-25 04:15:09
Abstract :
Menurut kurikulum 2004 pendidikan seni rupa diberikan untuk menumbuhkan
kepekaaan rasa keindahan (estetika) dan artistik sehingga membentuk sikap kreatif,
apresiatif dan kritis. Pendidikan seni rupa yang masuk dalam mata pelajaran
Kertangkes memiliki aspek kognitif, psikomotorik dan apresiatif. Namun, sebagian
besar pelaksanaan pembelajarannya lebih banyak praktik dan mengabaikan apresiasi.
Padahal, diharapkan harus melibatkan ketiga aspek tersebut secara integral. Akibatnya
siswa tidak memiliki peningkatan kepekaan atau sensitivitas yang diharapkan.
Kondisi seperti ini jelas bukan merupakan pertanda positif karena akan menghambat
proses pembelajaran yang benar dan tidak tercapainya tujuan akhir. Masalah
pembelajaran apresiasi tentunya merupakan persoalan yang perlu mendapatkan
amatan secara khusus untuk tercapainya kompetensi menilai keunikan gagasan karya
seni rupa. Secara spesifik rumusan yang diketengahkan adalah bagaimana proses,
hasil dan faktor pembelajaran apresiasi dalam pendidikan seni rupa di Sekolah Dasar
Negeri II Mojorebo Kecamatan Wirosari.
Dengan adanya kondisi tersebut, tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1)
proses pembelajaran apresiasi dalam pendidikan seni rupa (2) hasil pembelajaran
apresiasi dalam pendidikan seni rupa dan (3) faktor penentu proses pembelajaran
apresiasi di Sekolah Dasar Negeri II Mojorebo Kecamatan Wirosari
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi data. Lokasi penelitian di
Sekolah Dasar Negeri II Mojorebo Wirosari. Sasarannya adalah proses pembelajaran
apresiasi pendidikan seni rupa di kelas IV,V, dan VI.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran apresiasi
di Sekolah Dasar Negeri II Mojorebo Kecamatan Wirosari jarang dilakukan dan tidak
berjalan sebagaimana yang diharapkan. Hasil pembelajaran apresiasi di Sekolah Dasar
Negeri II Mojorebo Kecamatan Wirosari belum bisa meningkatkan kompetensi siswa
dalam hal menilai berbagai gagasan tentang objek, tema, dan simbol dalam karya
seni. Penyebabnya adalah persepsi guru bahwa pendidikan seni rupa hanya praktik
dan kurangtahuan guru mengenai pembelajaran apresiasi yang benar.
Atas dasar itulah maka saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah guru di
Sekolah Dasar perlu memperhatikan pembelajaran apresiasi karena terintegrasi
dengan pembelajaran kreatif dalam pendidikan seni rupa. Perlu diadakan bimbingan
dari pihak Departemen Pendidikan Nasional khususnya tingkat kecamatan mengenai
pembelajaran seni rupa di SD secara baik dan benar, khususnya pembelajaran
apresiasi.