DETAIL DOCUMENT
Aspek Sosial dalam Novel Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya.
Total View This Week0
Institusion
Universitas Negeri Semarang
Author
Awan Kurniawan , 2104000046
Subject
PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania 
Datestamp
2011-04-06 03:26:17 
Abstract :
Tokoh merupakan unsur dari novel yang paling penting. Cerita suatu novel dapat hidup karena adanya konflik antartokoh serta akibat dari tindakan-tindakan yang dilakukan tokoh. Setiap tokoh memiliki kepribadian sendiri, sehingga tindakan yang muncul akan berdasar pada kepribadian masing-masing tokoh. Dalam novel Bila Malam Bertambah Malam, kepribadian setiap tokoh dimunculkan dengan kuat, sehingga ketika tokoh-tokoh tersebut berinteraksi memunculkan hubungan sosial yang saling dipengaruhi oleh sistem budaya dan sistem sosial yang melingkupi mereka. Dengan demikian masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah sistem kepribadian setiap tokoh dan tindakan mereka dalam novel Bila Malam Bertambah Malam, (2) sistem budaya apakah yang melingkupi kepribadian serta tindakan tokoh-tokoh tersebut, dan (3) sistem sosial yang bagaimanakah yang mempengaruhi mereka? Berkaitan dengan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menguraikan kepribadian dan tindakan tokoh-tokoh dalam novel Bila Malam Bertambah Malam untuk kemudian dianalisis aspek sosialnya yang berupa sistem budaya dan sistem sosialnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan teoretis dan metodologis. Pendekatan teoretis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan objektif dan sosiologis, sedangkan pendekatan metodologis yang digunakan adalah pendekatan analisis deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah novel Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya. Pengumpulan datanya dilakukan dengan metode kerja pustaka kasuistik, yaitu penggunaan pustaka yang berdasar pada bentuk pragmatiknya dan analisis data dilakukan secara metodologis, artinya data dianalisis secara runtut sesuai dengan aturan penganalisisan data. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal, yaitu disajikan secara informatif dan jelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh-tokoh dalam novel ini dibagi menjadi dua kepribadian utama, yaitu kepribadian angkuh, keras hati, menonjolkan kebangsawanan, nyinyir dan tidak sabaran yang diwakili oleh Gusti Biang, serta kepribadian sabar, rendah hati, memandang manusia sederajat dan tidak terlalu mementingkan kebangsawanan yang diwakili oleh Wayan, Ngurah viii dan Nyoman. Dua sistem kepribadian inilah yang akhirnya memicu konflik dalam interaksi sosialnya. Sistem budaya yang membuat mereka berpribadi dan bertindak adalah keterbatasan hidup manusia (lambang konstitusi), penemuan jati diri (lambang kognisi), kepatuhan terhadap alat (lambang evaluasi) dan rasa sayang, benci, hormat serta kecewa (lambang ekspresi). Sedangkan pada sistem sosial, banyak ditemukan peranan yang gagal dari status yang tokoh-tokoh tersebut miliki, seperti kegagalan Gusti Biang sebagai seorang yang dicintai dan mencintai Wayan, kegagalan Ngurah sebagai anak yang baik bagi ibu dan bapaknya, serta kegagalan Nyomann sebagai seorang pelayan sekaligus kekasih Ngurah. Namun dengan adanya keinginan para tokoh untuk memperbaiki diri, menunjukkan bahwa mereka ingin berperan sesuai dengan status yang mereka miliki. Berangkat dari temuan tersebut, saran yang dapat diberikan adalah agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap aspek sosial lainnya dari novel ini, mengingat dalam penelitian ini baru menyentuh aspek sosial yang berupa sistem budaya dan sistem sosial saja. Dengan demikian diharapkan penelitian lebih lanjut tentang aspek sosial lainnya pada novel ini dapat menambah khasanah ilmu sastra dan bahasa.  

File :
3877.pdf
Institution Info

Universitas Negeri Semarang