Institusion
Universitas Negeri Semarang
Author
Desyi Dwi Mellawati, 5150402005
Subject
TH Building construction
Datestamp
2015-04-25 04:15:51
Abstract :
Salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia adalah kebutuhan tempat
tinggal. Semakin banyak kebutuhan tempat tinggal menjadikan semakin
berkurangnya lahan untuk pembangunan kebutuhan tersebut. Daerah perbukitan
sekarang juga sudah dijadikan perumahan untuk memenuhi kebutuhan manusia
tersebut. Padahal daerah perbukitan sangat rawan kelongsoran tanah. Untuk
mengetahui seberapa besar tingkat kelongsoran tanah perlu diadakan analisis
untuk mengetahui besarnya faktor aman yang dapat dianalisis dengan metode
manual lereng tak terhingga maupun metode elemen hingga Plaxis.
Analisa stabilitas lereng yang meliputi cara manual metode lereng tak
terhingga dan simulasi numeris Plaxis dapat digunakan untuk mencari besarnya
angka keamanan. Dalam analisis tersebut mempergunakan data masukan
parameter tanah, antara lain: kohesi, c; sudut gesek dalam tanah, ?; sudut
kemiringan lereng, ?; dan berat volume tanah, ?. Untuk analisis dengan metode
elemen hingga Plaxis selain parameter tersebut juga dibutuhkan modulus
elastisitas, E; Koefisien permeabilitas, k; dan Poisson ratio, ?. Lokasi yang
ditinjau adalah perumahan Ayodya Puri Nugraha Desa Sekaran Kecamatan
Gunung Pati Kabupaten Semarang. Penentuan angka aman divariasikan dengan
perubahan sudut lereng dari sangat landai 2º sampai dengan 27º serta ditinjau dari
3 kondisi tanah pada lereng yaitu kondisi tanah tak jenuh (kering), kondisi tanah
jenuh sebagian (Hair = 2m dan Hkering = 1m) dan kondisi tanah jenuh penuh.
Kemiringan lereng didasarkan pada titik uji geo listrik.
Dari hasil analisa stabilitas lereng di perumahan Ayodya Puri Nugraha
dengan menggunakan metode lereng tak terhingga maupun simulasi numeris
Plaxis didapatkan besarnya faktor aman yang paling kritis terdapat pada lereng
dengan kemiringan di atas 9º pada tanah dengan kondisi jenuh. Pada sudut lereng
di bawah 9° kestabilan lereng tetap aman pada 3 kondisi tanah baik itu kondisi
tanah tak jenuh (kering), kondisi tanah jenuh 2 m (sebagian) dan kondisi tanah
jenuh penuh. Antara dua cara analisa stabilitas lereng ternyata simulasi numeris
Plaxis bisa memberikan hasil yang lebih aman daripada metode manual lereng tak
terhingga. Dari hasil analisa juga dapat diambil kesimpulan bahwa besarnya sudut
lereng dan kandungan air di dalam lereng sangat mempengaruhi tingkat kestabilan
lereng tersebut. Semakin besar sudut lereng atau kandungan air dalam lereng
maka stabilitas lereng akan rendah sehingga lereng berpotensi untuk longsor.
Perlu perhatian khusus dan perbaikan untuk meningkatkan kestabilan lereng
khususnya lereng dengan kemiringan 26,57°. Salah satu cara adalah dengan
membuat lereng menjadi lebih landai atau dengan perkuatan (dinding penahan
tanah). Secara umum perencanaan sistem drainasi harus berjalan dengan baik
sehingga tanah selalu dalam kondisi tak jenuh untuk menghindari kelongsoran
tanah.