Abstract :
Banyak kendala yang dihadapi oleh tenaga kerja setelah keluar dari Balai
Latihan Kerja dan Industri, seperti belum adanya kepercayaan dari pengusaha
untuk mempekerjakan mereka, sempitnya lahan kerja bagi mereka, serta jumlah
pencari kerja yang demikian tinggi, sehingga menyulitkan tenaga kerja yang baru
lulus dari pelatihan serta terbatasnya lowongan kerja di luar negeri sesuai dengan
ketrampilan yang mereka miliki.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana
kebijakan peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia di BLKI Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Tengah (2) Hambatan-hambatan apa saja
yang dihadapi oleh BLKI Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa
Tengah dalam rangka meningkatkan kualitas ketrampilan tenaga kerja Indonesia
dan bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut. Penelitian ini bertujuan: (1)
Untuk mengetahui dan memahami Bagaimana kebijakan peningkatan kualitas
tenaga kerja Indonesia di BLKI Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi
Jawa Tengah, (2) Untuk mengetahui dan memahami hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh BLKI Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Tengah
dalam rangka meningkatkan kualitas ketrampilan tenaga kerja Indonesia dan cara
mengatasi hambatan tersebut.
Penelitian ini dilakukan di di BLKI Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Propinsi Jawa Tengah. Fokus penelitian ini adalah: (1) Pelaksanaan kebijakan
peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia di BLKI Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Propinsi Jawa Tengah dikaji menurut UU Nomor 13 Tahun 2003,
(2) Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh BLKI Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Propinsi Jawa Tengah dalam rangka meningkatkan kualitas
ketrampilan tenaga kerja Indonesia dan cara mengatasi hambatan tersebut dikaji
menurut UU Nomor 13 Tahun 2003. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah: (1) metode observasi, (2) metode wawancara, (3) metode dokumentasi.
Penelitian ini yang dijadikan responden adalah Peserta latihan pada Balai Latihan
Kerja dan Industri dan dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah Kepala
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Tengah dan Kepala Balai
Latihan Kerja dan Industri .Teknik pengolahan keabsahan data menggunakan
teknik triangulsi. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1)
pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, (4) penarikan kesimpulan
atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukan kebijakan Balai Latihan Kerja Industri
Wilayah Semarang berusaha mencetak tenaga kerja berkualitas yang sesuai
dengan dengan standar mutu yang telah ditetapkan dalam peningkatan kualitas
kerja tenaga kerja Indonesia dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasar, artinya
pada masing-masing perusahaan yang meliputi berbagai macam bidang keahlian
yang ada, pemberian pelatihan pada BLKI meliputi bidang-bidang industri yang
telah bekerja sama maupun yang belum menjalin hubungan dengan BLKI tetapi
membutuhkan tenaga yang terampil. Adapun pelaksanaan dari pelatihan tersebut
calon atau peserta pelatihan nantinya siap pakai dengan kata lain langsung bisa
bekerja pada perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja terdidik atau terampil
dibidangnya, dalam pelaksanaannya pendidikan ketrampilan yang diberikan oleh
BLKI disesuaikan dengan kebutuhan industri yang meliputi berbagai macam
bidang industri. Bahwa secara umum pemberian pelatihan kepada tenaga kerja
Indonesia disesuaikan dengan kebutuhan industri, sehingga program
pelatihannyapun disesuaikan dengan kebutuhan industri/pasar. Dari berbagai
keterampilan yang dibutuhkan, maka Balai Latihan Kerja Industri Wilayah
Semarang hanya memfokuskan pada 7 (tujuh) bidang/program/kejuruan saja,
yakni kejuruan otomotif, kejuruan Teknologi mekanik logam, kejuruan teknologi
mekanik las, kejuruan listrik, kejuruan tata niaga, kejuruan aneka kejuruan,
kejuruan bangunan.
Simpulan dari hasil penelitian di atas adalah peran balai Latahan Kerja Dan
Industri Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Dalam
Rangka Pelaksanaan Kebijakan Peningkatan Kualitas Keterampilan Tenaga Kerja
Indonesia.Yaitu dengan cara membuka beberapa program kejuruaan.Saran penulis
dalam skripsi ini adalah: Mengingat kebutuhan keahlian ketenagakerjaan saat ini
semakin luas, hendaknya Balai Latihan Kerja Industri Wilayah Semarang
memperluas program kejuruan, tidak hanya 7 (tujuh) kejuruan saja seperti
sekarang ini, melainkan lebih banyak lagi program pelatihan yang diberikan
kepada masyarakat. Balai Latihan Kerja Industri Semarang perlu meningkatkan
koordinasi antar bagian dalam lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Propinsi Jawa Tengah, meningkatkan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan
dan memperluas informasi kepada masyarakat di wilayah kerjanya.