Abstract :
Esmiet adalah seorang sastrawan dari wilayah Blambangan (Banyuwangi) Jawa Timur. Esmiet
yang memiliki nama asli Sasmito lahir tanggal 20 Mei 1938. Esmiet merupakan sosok pengarang yang
mendapatkan catatan khusus berkaitan dengan karya-karyanya yang bermutu dalam sastra Jawa. Esmiet
adalah pengarang yang produktif dalam menulis cerkak yang diterbitkan di berbagai media massa
berbahasa Jawa. Cerkak adalah rangkaian peristiwa yang di dalamnya menggambarkan kehidupan
seseorang pada saat tertentu. Salah satu unsur yang terkandung dalam cerkak adalah fakta cerita. Fakta
cerita terdiri atas alur cerita, tokoh dan penokohan, dan latar cerita. Esmiet mengekspresikan dirinya
lewat karya-karyanya yang berupa cerkak.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana ekspresi Esmiet dalam sembilan
cerkaknya yang diungkap melalui fakta cerita yang terdiri atas alur cerita, tokoh dan penokohan, dan
latar cerita. Berkaitan dengan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menentukan ekspresi
Esmiet dalam sembilan cerkaknya yang diungkap melalui fakta cerita.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ekspresif dengan metode
deskriptif. Tujuannya untuk mendiskripsikan ekspresi pengarang melalui pengungkapan fakta cerita.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah ekspresi Esmiet yang terlihat pada sembilan cerkaknya
yang diungkapkan dalam fakta cerita, terdiri atas unsur alur cerita, tokoh dan penokohan, dan latar
cerita. Dalam bercerita Esmiet banyak menggunakan alur cerita maju. Dikatakan menggunakan alur
maju karena sembilan cerkak Esmiet memiliki struktur kronologis alur yang utuh meliputi pemaparan
atau pengenalan, pengggawatan, puncak, peleraian, dan penyelesaiaan. Selain itu, terdapat unsur
penundaan atau suspense dan pembayangan atau foreshadowing yang keduanya sama-sama
memperindah jalannya cerita. Penggunaan alur maju mempermudah pembaca untuk mengetahui jalan
cerita. Tokoh-tokoh yang dipilih oleh Esmiet untuk mewakili gagasannya digambarkan dengan karakter
masyarakat Jawa yang hidup pada lingkungan perdesaan agraris. Salah satu contohnya adalah cerkak
Letnan Sumirang yang mengisahkan sosok prajurit yang dengan gigih rela membela negaranya. Adapun
ekspresi Esmiet dalam latar penggambaran lokasi sosial, biasanya digambarkan dengan latar masyarakat
dari kalangan menengah ke bawah yang pada umumnya digambarkan lewat kehidupan masyarakat Jawa
pada lingkungan perdesaan agraris. Ciri lainnya adalah dari segi latar, beberapa cerkak yang ada
memiliki latar fisik lebih dari satu, sehingga pola penceritaannya bisa meluas dan beragam.