Institusion
Universitas Negeri Semarang
Author
Dyah Khairina Sari, 4101406584
Subject
QA Mathematics
Datestamp
2015-04-25 04:13:51
Abstract :
memberikan hasil belajar yang cukup baik, ini dikarenakan peserta didik
hanya pasif menerina apa yang guru sampaikan. Model pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu model yang menggunakan prinsip pembelajaran metematika
sebagai aktivitas sosial, sehingga dengan model ini pesera didik lebih aktif dalam
proses pembelajaran. Berdasarkan pemikiran tersebut, model pembelajan
koopratif khususnya tipe Jigsaw dan STAD dapat dijadikan alternatif dalam
pembelajaran metematika untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan
komunikasi matemaika. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw dan STAD peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar dan untuk
mengetahui manakah yang lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw, STAD, dan ekspositori untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan
komunikasi matematika pada materi persamaan garis lurus.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VIII SMPN
24 Semarang tahun ajaran 2010/2011. Sampel dalam penelitian ini diambil secara
cluster sampling dan terpilih peserta didik kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen I
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, kelas VIIIC
sebagai kelas eksperimen II yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, serta kelas VIIIB sebagai kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran ekspositori. Data dari penelitian ini diperoleh dengan motode tes
dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini nenunjukan bahwa rata-rata kemampuan penalaran
dan komunikasi matematika kelas eksperimen 1 sebesar 78,59; kelas eksperimen 2
sebesar 76,03 dan kelas kontrol sebesar 71,28. Setelah dilakukan analisis
memberikan hasil 1). dengan menggunakan uji proporsi, ketuntasan belajar kelas
eksperimen I dan II mencapai ketuntasan belajar yang ditentukan; 2). dengan uji
perbedaan rata-rata menggunakan ANAVA diperoleh h hitung tabel F =3,22 > 3,08 = F
yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari 3 perlakuan yang
diberikan. Dengan uji lanjut LDS dipeoleh hasil bahwa yang berbeda secara
signifikan adalah model pembelajaan kooperatif tip Jigsaw dengan ekspositori.
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti memberikan saran bagi guru matemaika
agar dapat mengembangkan pembelajaran dengan model pembelajaran koopratif,
terutama Jigsaw dan STAD unuk meningkatkan kemampuan penalaran dan
komunikasi matematika.