DETAIL DOCUMENT
Penerapan Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah pada Pokok Bahasan Gerak Lurus untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMPN 2 Sayung Kabupaten Demak
Total View This Week0
Institusion
Universitas Negeri Semarang
Author
Septia Nurlaela, 4201406566
Subject
LB1603 Secondary Education. High schools 
Datestamp
2011-11-29 03:37:56 
Abstract :
ABSTRAK Nurlaela, Septia. 2010. Penerapan Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah pada Pokok Bahasan Gerak Lurus untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMPN 2 Sayung Kabupaten Demak. Skripsi. Jurusan Fisika. Fakultas Matematika dan Ilmu Penetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Bambang Subali, M.Pd., Pembimbing II Siti Khanafiyah, M.Si Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Aktivitas, Hasil Belajar Sebagian besar proses belajar mengajar yang selama ini dilaksanakan oleh pengajar adalah dengan penyampaian materi melalui metode ceramah. Padahal pola pembelajaran sekarang menuntut keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana proses belajar mengajar, mengetahui adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Metode pembelajaran berbasis masalah adalah metode pembelajaran yang memberikan kebebasan berpikir kritis dan keterampilan dalam memecahkan persoalan kepada siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan masalah nyata. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, Refleksi. Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII-G SMPN 2 Sayung dengan jumlah siswa 38 siswa, terdiri dari 18 siswa putri dan 20 siswa putra. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah proses belajar mengajar, aktivitas dan hasil belajar siswa. Aktivitas belajar diukur dengan lembar observasi psikomotorik, sedangkan hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar kognitif yang diukur dengan tes tertulis. Pada siklus I dan siklus II hasil belajar aspek kognitif dan psikomotorik secara klasikal belum tuntas. Belum tuntasnya hasil belajar yang dicapai dikarenakan kemungkinan siswa belum terbiasa melakukan penyelidikan melalui kegiatan percobaan menggunakan metode pemecahan masalah meskipun sudah ada LKS sebagai petunjuk pelaksanaan percobaan. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Gagne, Berliner, Slavin dan Morgan et.al tentang konsep belajar yaitu perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Kekurangan yang terdapat pada siklus I dan II menjadi pertimbangan untuk melakukan perbaikan pada siklus III. Perbaikan yang dilakukan antara lain memotivasi siswa untuk belajar dan bekerjasama dalam memecahkan masalah. Pada siklus III ketuntasan belajar klasikal hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa sudah tuntas. Peningkatan hasil belajar kognitif dan psikomotorik dikarenakan selama pembelajaran berlangsung siswa lebih serius dan aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim bahwa pembelajaran fisika harus melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan objek konkrit, agar pembelajaran lebih bermakna. 

Institution Info

Universitas Negeri Semarang