DETAIL DOCUMENT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KERAWANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI JAWA BARAT
Total View This Week0
Institusion
Universitas Padjadjaran
Author
Kurniadin
Subject
 
Datestamp
2021-11-23 00:00:00 
Abstract :
Indonesia sebagai negara agraris dengan jumlah penduduk yang cukup besar masih menghadapi persoalan ketahanan pangan yang ditandai dengan ditemukannya beberapa kasus rawan pangan dan gizi buruk di berbagai daerah. Secara statistik, Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah penduduk terbanyak yang berstatus sangat rawan pangan, khususnya pada tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel apa saja yang dapat mengurangi atau mempengaruhi penurunan kerawanan pangan rumah tangga di Provinsi Jawa Barat. Data diperoleh dari Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susesnas) tahun 2012 dengan jumlah responden sebanyak 18.940 rumah tangga. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif melalui tabulasi silang dan regresi logit untuk memperoleh estimasi tentang variabel yang mempengaruhi kemungkinan suatu rumah tangga menjadi rawan pangan. Variabel terikat merupakan variabel dummy yang bersifat biner, yaitu status kerawanan pangan rumah tangga. Variabel bebas terdiri dari jumlah anggota rumah tangga, domisili rumah tangga, usia kepala rumah tangga, pendapatan rumah tangga, dan pendidikan kepala rumah tangga. Berdasarkan data Survey Sosial Ekonomi Nasional(Susenas) tahun 2012 untuk Provinsi Jawa Barat, diperoleh informasi bahwa dari responden sebanyak 18.940 rumah tangga, masih terdapat 8.675 atau 45,8% rumah tangga yang terkategori rawan pangan karena konsumsi kalorinya hanya mampu tercukupi di bawah 90% dari kecukupan minimal sebesar 2.000 kkal/kapita/hari. Secara rata-rata konsumsi kalori masyarakat di Provinsi Jawa Barat berdasarkan Susenas tahun 2012 adalah sebesar 1.967 kkal/kapita/hari. Hasil penelitian membuktikan bahwa faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi kemungkinan suatu rumah tangga menjadi rawan pangan adalah jumlah anggota rumah tangga, usia kepala rumah tangga, domisili rumah tangga, pendapatan rumah tangga, dan pendidikan kepala rumah tangga. Semakin banyak jumlah anggota rumah tangga dan jika domisli rumah tangga ada di perkotaan, maka akan meningkatkan kemungkinan suatu rumah tangga terkategori rawan pangan. Sebaliknya peningkatan pada usia kepala rumah tangga, bertambahnya pendapatan rumah tangga, dan tingginya jenjang pendidikan yang ditempuh oleh kepala rumah tangga, akan menurunkan peluang rumah tangga menjadi rawan pangan. Kata kunci : rawan pangan, konsumsi kalori, rumah tangga 

Institution Info

Universitas Padjadjaran