Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan, proses pelaksanaan, dan evaluasi dari kegiatan kampanye “Gerakan Anak Bukan Asbak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode kualitatif deskriptif dipilih, karena akan memudahkan dalam mengeksplorasi bagaimana latar belakang, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta hasil dari kegiatan yang dilaksanakan oleh Project Jernih dalam mengkampanyekan “Gerakan Anak Bukan Asbakâ€. Penelitian ini menggunakan Model Keyakinan Kesehatan (Health Belief Model). Data diambil melalui metode observasi dan wawancara mendalam terhadap beberapa informan kunci. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses perencanaan disesuaikan dengan kegiatan kampanye yang diselenggarakan, apakah kampanye tersebut merupakan permintaan sponsor, ataupun kampanye sendiri. Pelaksanaan kampanye “Gerakan Anak Bukan Asbak†dibagi menjadi dua, yaitu kampanye sendiri (kampanye yang diselenggarakan atas keinginan pihak Project Jernih sendiri), dan kampanye yang diselenggarakan oleh sponsor. Evaluasi yang dilakukan Project Jernih merupakan jenis evaluasi proses, yaitu evaluasi yang mengukur efek dan hasil langsung kampanye dari apa dan berapa banyak sudah tercapai serta meneliti pelaksanaan kampanye dan sejauh mana keberhasilan kegiatan yang dilakukan, melalui kesan pesan pengunjung saat event berlangsung, maupun melalui komentar-komentar di social media. Simpulan dari penelitian ini adalah kegiatan kampanye yang dilakukan Project Jernih sudah berjalan dengan baik, pemanfaatan media kampanye juga dilakukan secara maksimal dan efektif. Strategi kampanye Project Jernih sangat menarik dan dekat dengan khalayak. Namun Project Jernih masih belum memiliki tim koordinasi yang dapat memberikan waktu mereka secara berkala, mereka juga belum mempunyai jadwal kampanye rutin. Sehingga, saran yang dapat diberikan adalah perlu dibentuk jadwal kampanye agar Project Jernih dapat membuat video-video baru dan membuat lebih banyak event. Project Jernih juga perlu membentuk tim koordinasi dengan melibatkan lebih banyak orang untuk menangani sponsor, relawan, dan lain sebagainya.