DETAIL DOCUMENT
Konstruksi Sosial Perempuan Wartawan terhadap Perilaku Seksis dalam Budaya Ruang Redaksi
Total View This Week12
Institusion
Universitas Padjadjaran
Author
Indah, Seyla Musi
Subject
 
Datestamp
2021-11-23 00:00:00 
Abstract :
Seyla Musi Indah, 210110110284, 2016. Skripsi ini berjudul Konstruksi Sosial Perempuan Wartawan terhadap Perilaku Seksis dalam Budaya Ruang Redaksi. Studi fenomenologi mengenai konstruksi sosial perempuan wartawan di Kota Bandung terhadap diskriminasi berdasarkan gender dalam budaya ruang redaksi. Pembimbing utama Drs. Sahat Sahala Tua Saragih, M.I.Kom. dan pembimbing pendamping Maimon Herawati, S.Sos., M.Litt. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan, pengalaman, serta pemaknaan pengalaman perilaku seksis yang dialami perempuan wartawan dalam budaya ruang redaksi. Subjek penelitian ini adalah perempuan wartawan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif pendekatan studi fenomenologi berupa Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi nonpartisipan, dan analisis dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan pandangan perempuan wartawan terhadap seksisme yang merupakan tahap eksternalisasi. Pandangan tersebut terdiri atas tiga, yakni (1) seksisme sebagai diskriminasi terhadap perempuan, (2) seksisme sebagai perilaku yang merugikan semua pihak, dan (3) seksisme sebagai sebuah kewajaran dalam ruang redaksi. Pengalaman informan menghadapi perilaku seksis dalam budaya ruang redaksi merupakan tahap objektivasi yang mengungkapkan dua bentuk seksisme, yakni (1) seksisme bahasa, (2) seksisme kebijakan. Proses eksternalisasi dan objektivasi yang berlangsung simultan selama informan menjalani profesinya menghasilkan internalisasi pada pemaknaan informan terhadap perilaku seksis dalam budaya ruang redaksi, yakni (1) diskriminasi, (2) pelecehan seksual, (3) segregasi. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa para informan merespon perilaku seksis yang dialaminya, yakni (1) diam/menahan diri, (2) keluar dari pekerjaan, (3) menegur pelaku seksisme, dan (4).menunjukkan kapabilitas diri. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan agar pemilik perusahaan media memberikan pendidikan mengenai kesetaraan gender kepada seluruh karyawannya serta mampu membedakan persoalan gender dan nongender. Selain itu, peneliti juga menyarankan agar laki-laki dan perempuan wartawan terlibat aktif dalam menerapkan kesetaraan gender dalam budaya ruang redaksi. Kata kunci: fenomenologi, perempuan wartawan, seksisme, budaya ruang redaksi. 

Institution Info

Universitas Padjadjaran