DETAIL DOCUMENT
KONFIGURASI KONTAK FORMASI NANGGULAN DAN FORMASI ANDESIT TUA PADA SISI TIMUR KUBAH KULON PROGO, KABUPATEN KULON PROGO, YOGYAKARTA
Total View This Week0
Institusion
Universitas Padjadjaran
Author
Winarti, Winarti
Subject
 
Datestamp
2021-11-29 00:00:00 
Abstract :
Lokasi penelitian berada di Kubah Kulon Progo pada sisi bagian timur, sedangkan objek penelitian adalah kontak antara Formasi Nanggulan (Eosen Tengah – Oligosen) dan Formasi Andesit Tua (Oligosen Akhir - Miosen Tengah). Kedua formasi mempunyai hubungan tidak selaras, menjemari serta sesar. Tujuan penelitian adalah menggambarkan konfigurasi kontak antara Formasi Nanggulan dan Formasi Andesit Tua. Kontak batuan dapat terjadi karena faktor pengendapan, struktur geologi dan intrusi. Hal itu dapat teridentifikasi dari indeks geomorfologi, struktur geologi, singkapan dan pemodelan gayaberat. Metode fraktal dipergunakan untuk menghitung nilai dimensi fraktal dari objek fraktal di permukaan dan bawah permukaan. Dengan menggabungkan nilai dimensi fraktal dari kontur topografi dengan kontur anomali gayaberat, kelurusan bukit dengan kelurusan anomali gayaberat, dan batas formasi dari peta geologi dengan batas formasi dari peta anomali gayaberat, maka akan diketahui beberapa variasi kontak formasi. Berdasarkan nilai valley floor-valley height ratio dan stream gradient index, sebagian Formasi Andesit Tua mempunyai uplift dan aktivitas tektonik lebih tinggi dibandingkan Formasi Nanggulan. Berdasarkan rasio panjang dan jumlah segmen lembah, nilai drainage density dan struktur geologi, maka aktivitas tektonik Formasi Nanggulan lebih aktif dibandingkan Formasi Andesit Tua. Nilai anomali gayaberat pada Formasi Nanggulan -12 mgal sampai -3 mgal dengan densitas 2,5 gr/cm3 , sedangkan Formasi Andesit Tua -2 mgal sampai 16 mgal dengan densitas 2,7 gr/cm3 . Dimensi fraktal kontur topografi (DKT) dan anomali gayaberat (DKAG) ada yang bernilai sama (kedua kontur berkorelasi) dan ada yang berbeda (kedua kontur tidak korelasi). Dimensi fraktal kelurusan bukit (DLB) dan kelurusan anomali gayaberat (DLAG) ada yang bernilai sama (kedua kelurusan saling berhimpit) dan ada yang berbeda (kedua kelurusan tidak berhimpit). Dimensi fraktal batas formasi dari peta geologi (DFG) dan batas formasi dari anomali gayaberat (DFAG) ada yang bernilai sama (kedua batas formasi berhimpit) dan ada yang berbeda (kedua batas formasi tidak berhimpit). Kondisi geologi permukaan tidak selalu berkorelasi dengan geologi di bawah permukaan. DKT dan DKAG sama terbentuk kontak sesar naik, sedangkan DKT dan DKAG berbeda terbentuk kontak intrusi (dike). DLB dan DLAG sama terbentuk kontak pengendapan lateral (intertonguing), sedangkan DLB dan DLAG berbeda (dengan kelurusan bukit dan kelurusan anomali gayaberat acak) terbentuk kontak sesar naik dan kontak kombinasi (kontak pengendapan lateral dan sesar naik), sedangkan pada DLB dan DLAG berbeda (dengan kelurusan bukit dan kelurusan anomali gayaberat teratur) terbentuk kontak intrusi (dike). Pada DFG dan DFAG sama, terbentuk kontak pengendapan lateral (intertonguing), sedangkan DFG dan DFAG berbeda (dengan kelurusan acak) terbentuk kontak sesar naik dan kontak kombinasi, serta DFG dan DFAG berbeda (dengan kelurusan teratur) terbentuk kontak pengendapan vertikal (uncorformity). Berdasarkan pada data singkapan, indeks geomorfologi, dimensi fraktal dan pemodelan gayaberat, dapat disimpulkan jika kontak antara Formasi Nanggulan dan Formasi Andesit Tua ada 5 (lima) yaitu kontak intrusi (dike), sesar naik, pengendapan lateral (intertonguing), pengendapan vertikal (uncorformity) dan kombinasi (pengendapan lateral dan sesar naik) 
Institution Info

Universitas Padjadjaran