Institusion
Universitas Bung Hatta
Author
Miftakul, Ulum
Yesmizarti, Muchtiar
Yusrizal, Bakar
Subject
T Technology (General)
Datestamp
2020-09-08 08:42:22
Abstract :
Industri di Indonesia pada saat ini menunjukkan peningkatan permintaan pasar. Industri manufaktur salah satunya berupa industri yang menggunakan cetakan dari media pasir. Usaha Kerajinan Logam H. Nasrul merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan alat music talempong dan sovenir khas minang kabau dan lainnya. Tujuan dari analisis yang dilakukan adalah untuk mengetahui jenis-jenis kecacatan yang terjadi pada proses pengecoran talempong. Mengenai dari permasalahan tersebut, salah satu untuk mengenal kegagalan pengecoran logam, salah satu metode tersebut adalah FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) yang merupakan metode pengendalian kualitas. Untuk menentukan nilai dalam FMEA membutuhkan penjumlahan dengan menggunakan Risk Priority Number (RPN), RPN adalah teknik untuk menganalisa resiko yang berkaitan dengan masalah-masalah yang telah di identifikasikan selama pembuatan FMEA dengan menggunakan RPN yang melibatkan variable severity, occurance dan detection. Berdasarkan jenis kegagalan yang terjadi pada pengecoran logam terdapat 4 jenis kerusakan yaitu cacat rongga udara, cacat lubang jarum, cacat retak dan cacat aliran. Dari hasil penelitian pada pengecoran logam terdapat 4 komponen kerusakan dan ada 1 kerusakan yang memiliki nilai risk priority number (RPN) tertinggi yaitu terdapat pada kecacatan rongga udara dimana penuangan yang terlalu lambat mendapat nilai RPN tinggi yaitu 280. Dari jenis kecacatan tersebut dapat disimpulkan bahwa perbaikan yang harus dilakukan yaitu dimulai dari pemilihan bahan baku yang berkualitas hingga pada proses pembuatan talempong itu sendiri karena proses yang dilakukan pada pengecoran logam tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
Kata Kunci : Kecacatan Pengecoran Logam, FMEA, RPN