Abstract :
RANI ULI NUR ARIFFIT. Hubungan Konsumsi Garam Beryodium dengan
Kejadian Stunting pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas
Panggang 1 Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017.
Latar Belakang : Stunting (pendek) atau kurang gizi kronik adalah suatu bentuk
lain dari kegagalan pertumbuhan. Angka kejadian stunting di wilayah kerja
Puskesmas Panggang 1 Gunungkidul sebesar 28,52%, sedangkan target
pemerintah sebesar 28%.
Tujuan : Mengetahui hubungan antara konsumsi garam beryodium dengan
kejadian stunting pada balita usia 2-5 tahun.
Metode : Desain penelitian analitik korelasi menggunakan pendekatan
retrospektif. Jumlah populasi 64 balita stunting usia 2-5 tahun, pengambilan
sampel dengan teknik total populasi. Intrumen pengumpulan data menggunakan
pengukuran tinggi badan dan iodine test. Analisis bivariat menggunakan Chi
Square
Hasil : Responden stunting kategori pendek (81,25%) sangat pendek (18,75%).
Konsumsi garam beryodium standar (81,25%) tidak standar (18,75%). Konsumsi
garam beryodium terbanyak pada kategori konsumsi yodium tidak standar (>30
ppm) dengan jumlah responden 52 balita sedangkan kejadian stunting terbanyak
adalah dalam kategori pendek dengan jumlah responden 52 balita. Berdasarkan
uji analisis Chi Square Rumus X2 diperoleh hasil X² hitung 5,091387> X² tabel
3,84, C= 0,21746.
Kesimpulan : Ada hubungan Konsumsi Garam Beryodium dengan Kejadian
Stunting pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Panggang 1
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017.
Saran : Bagi Puskesmas Panggang I perlu meningkatkan pembinaan kader dan
motivasi kader agar dapat meningkatkan pemenuhan status gizi balita terutama
pada konsumsi garam beryodium.
Kata Kunci : konsumsi garam beryodium ? stunting ? stunting pada balita
xviii +102 hal+2 skema +19 tabel +13 lampiran
Kepustakaan : 31, 2008-2016