Abstract :
Abstrak
Hospitalisasi akan membawa beberapa perubahan psikis pada anak. Keadaan stres yang dialami anak akan menimbulkan reaksi tubuh dalam menghantarkan rangsangan keatas melalui batang otak dan akhirnya menuju puncak median hipotalamus. Selanjutnya hipotalamus akan berperan dalam pelepasan kortisol secara cepat. Pelepasan kortisol menyebabkan tubuh menjadi waspada dan sulit tidur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi bercerita terhadap gangguan tidur pada anak yang menjalani hospitalisasi di ruang anggrek rsud dr. Haryoto Lumajang. Desain penelitian ini adalah pra eksperimental 19 responden dengan menggunakan teknik sampling consequtive sampling. Penelitian ini dilakukan bulan pada Mei-Juni 2020. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebelum diberi terapi bercerita, rata-rata skor gangguan tidur pada anak yang menjalani hospitalisasi di RSUD dr. Haryoto adalah 38,21. Setelah diberi terapi bercerita, rata-rata skor gangguan tidur pada anak yang menjalani hospitalisasi di RSUD dr. Haryoto turun menjadi 30,57.Hasil uji analisis bivariat menggunakan wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara gangguan tidur pada anak sebelum diberikan terapi bercerita dan gangguan tidur pada anak sesudah diberikan terapi bercerita yaitu (p=0,000). Terapi bercerita ini menjadi efektif karena cerita diberikan sebagai pereda ketegangan sebelum tidur yang mampu merangsang batang otak yang mengaktivasi korteks serebral. Diharapkan terapi bercerita ini dapat dijadikan sebagai salah satu teknik distraksi yang dilakukan oleh perawat dalam membantu mengatasi gangguan tidur pada anak yang menjalani hospitalisasi.
Kata Kunci : Terapi Bercerita, Gangguan Tidur, Hospitalisasi Anak