DETAIL DOCUMENT
KRITIK YESUS TERHADAP ORANG FARISI BERDASARKAN MATIUS 23:1-12 (SEBUAH STUDI EKSEGESIS)
Total View This Week0
Institusion
Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Jakarta
Author
Runesi, Epelina Yofita
Subject
BR Christianity 
Datestamp
2020-05-14 08:26:45 
Abstract :
Kelima Kitab Taurat menempati kedudukan sentral dalam agama Yahudi. Seseorang dianggap menunjukkan ketaatan dan responnya yang setia kepada Allah, apabila ia dengan sungguh-sungguh berpegang pada hukum Taurat dan segala rinciannya. Salah satu golongan dalam Agama Yahudi yang berpegang teguh pada aturan-aturan Perjanjian Lama namun dalam penafsiran menjunjung tinggi adat istiadat nenek moyang adalah golongan Farisi" Penafsiran Orang Farisi yang menekankan kepada tradisi lisan inilah yang kemudian terus melahirkan ketidakharmonisan hubungan antara mereka dengan Tuhan Yesus. Tesis ini mengemukakan beberapa point penting yang dapat memberi pemahaman yang benar mengenai mengapa Yesus mengkritik orang-orang Farisi. Konflik yang sering terjadi antara Tuhan Yesus dan orang-orang Farisi terletak pada gaya hidup dan praktika keagamaan orang Farisi yang cenderung legalistik, munafik, mementingkan diri sendiri, dan sikap angkuh yang tidak menunjukkan kasih yang diajarkan hukum Taurat sebagai prinsip yang paling mendasar bagi Umat pilihan Allah. Golongan Farisi Menafsirkan Taurat secara harfiah tanpa memerhatikan bahwa yang terpenting dalam Hukum Taurat adalah keadilan, belas kasihan dan kesetiaan (Mat. 23:23). Orang Farisi mengabaikan prinsip dasar dan juga melakukan praktika keagamaan dengan motivasi yang salah yaitu hanya untuk diperlihatkan kepada orang banyak demi mendapatkan pujian. Kursi Musa ditafsirkan secara literal maupun figuratif, adalah sebuah kursi yang benar-benar ada pada masa itu di sinagoge, sebagai lambang otoritas dari mereka yang berhak menafsirkan dan mengajarkan hukum Taurat kepada Masyarakat. Fakta ini dibuktikan oleh Tuhan Yesus bahwa memang orang Farisi telah mendapatkan otoritas untuk posisi mereka dan memberikan pengakuan terhadap posisi tersebut bahwa mereka layak dihormati sebagai yang menjaga hukum, Dengan demikian orang Farisi mengajarkan Hukum Taurat dan mengharuskan diberlakukan oleh masyarakat tetapi praktika keagamaan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ajarkan. 
Institution Info

Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Jakarta