PERBANDINGAN TINGKAT PENGGUNAAN JAMU PADA MASYARAKAT DI DESA PELAGA DENGAN DESA DALUNG KABUPATEN BADUNG
Total View This Week0
Total View This Week0
Institusion
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
Author
Krisdhina, Nyoman Andilia
Putri, Dhiancinantyan Windydaca Brata
Bakta, I Made
Putri, Dhiancinantyan Windydaca Brata
Bakta, I Made
Subject
RS Pharmacy and materia medica
Datestamp
2023-03-11 01:31:32
Abstract :
Latar belakang : Pengobatan tradisional dengan bahan dasar alam merupakan salah satu bagian kebudayaan Indonesia yang wariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Saat masih banyak masyarakat yang menggunakan jamu ramuan sendiri sebagai pengobatan. Pemanfaatan jamu secara rutin dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masyarakat. Bali merupakan salah satu daerah dengan kearifan lokal yang masih kental, dimana pemanfaatan obat tradisional masih berjalan hingga saat ini, namun pemanfaatan jamu di Bali berbeda disetiap daerah, bagi masyarakat yang memiliki akses fasilitas kesehatan yang mudah tentu akan memilih untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan tingkat penggunaan jamu pada masyarakat di Desa Pelaga dengan Desa Dalung. Metode : Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian prospektif dengan desain cross sectional. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik probably sampling dengan simple random sampling dengan 192 responden berusia 25-64 tahun yang pernah menggunakan jamu. Hasil : Terdapat perbedaan penggunaan dan frekuensi minum jamu antara Desa Pelaga dengan Desa Dalung. Desa Pelaga lebih banyak menggunakan jamu racikan sendiri (33,3%), sedangkan Desa Dalung lebih banyak menggunakan jamu dengan membeli jadi (38,5%). Frekuensi minum jamu dalam 1 bulan antara di Desa Pelaga dengan Desa Dalung. Di Desa Pelaga, mayoritas masyarakat meminum jamu > 2 kali sebulan yaitu (34,4%%), sedangkan di Desa dalung mayoritas masyarakat meminum jamu 1 kali dalam sebulan yaitu (31,3%). Simpulan : Terdapat perbedaan tingkat penggunaan jamu di Desa Pelaga dengan Desa Dalung, dimana tingkat penggunaan jamu di Desa Pelaga lebih banyak dibandingkan Desa Dalung.
Latar belakang : Pengobatan tradisional dengan bahan dasar alam merupakan salah satu bagian kebudayaan Indonesia yang wariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Saat masih banyak masyarakat yang menggunakan jamu ramuan sendiri sebagai pengobatan. Pemanfaatan jamu secara rutin dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masyarakat. Bali merupakan salah satu daerah dengan kearifan lokal yang masih kental, dimana pemanfaatan obat tradisional masih berjalan hingga saat ini, namun pemanfaatan jamu di Bali berbeda disetiap daerah, bagi masyarakat yang memiliki akses fasilitas kesehatan yang mudah tentu akan memilih untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan tingkat penggunaan jamu pada masyarakat di Desa Pelaga dengan Desa Dalung. Metode : Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian prospektif dengan desain cross sectional. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik probably sampling dengan simple random sampling dengan 192 responden berusia 25-64 tahun yang pernah menggunakan jamu. Hasil : Terdapat perbedaan penggunaan dan frekuensi minum jamu antara Desa Pelaga dengan Desa Dalung. Desa Pelaga lebih banyak menggunakan jamu racikan sendiri (33,3%), sedangkan Desa Dalung lebih banyak menggunakan jamu dengan membeli jadi (38,5%). Frekuensi minum jamu dalam 1 bulan antara di Desa Pelaga dengan Desa Dalung. Di Desa Pelaga, mayoritas masyarakat meminum jamu > 2 kali sebulan yaitu (34,4%%), sedangkan di Desa dalung mayoritas masyarakat meminum jamu 1 kali dalam sebulan yaitu (31,3%). Simpulan : Terdapat perbedaan tingkat penggunaan jamu di Desa Pelaga dengan Desa Dalung, dimana tingkat penggunaan jamu di Desa Pelaga lebih banyak dibandingkan Desa Dalung.
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
