Abstract :
Budaya Wetu Telu adalah budaya asli suku Sasak yang merupakan
akulturasi budaya Jawa, Bali, dan Islam. Dalam praktik keagamaan mereka
tenggelam dengan adat istiadat. Di kalangan Islam sendiriWetu Telu dipandang
sebagai agama Islam yang belum sempurna. Namun, sampai saat ini Wetu Telu
tetap bertahan dengan melestarikan adat istiadatnya. Hal itu merupakan fenomena
menarik untuk dikaji sebagai bahan disertasi ?Strategi Didaktik Pewarisan Budaya
Wetu Telu pada Suku Sasak di Desa Lembuak dan Desa Nyurlembang
Kecamatan Narmada?. Fokus permasalahan dipusatkan pada: (1) bagaimanakah
bentuk-bentuk warisan budaya Wetu Telu pada Suku Sasak di Desa Lembuak dan
Desa Nyurlembang Kecamatan Narmada; (2) bagaimanakah strategi didaktik
pewarisan budaya Wetu Telu pada Suku Sasak di Desa Lembuak dan Desa
Nyurlembang Kecamatan Narmada; (3) bagaimanakah implikasi pewarisan
budaya Wetu Telu bagi masyarakat Suku Sasak di Desa Lembuak dan Desa
Nyurlembang Kecamatan Narmada. Penelitian ini dibedah dengan menggunakan
tiga teori, yaitu adaptasi budaya, behaviorisme, dan fungsionalisme struktural .
Jenis data dalam penelitian ini adalah kualitataif. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara, studi dokumen, dan studi kepustakaan.
Hasil temuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, bentuk-bentuk
budaya Wetu Telu yang masih dipertahankan saat ini terdiri atas upacara,yaitu
ritual hidup (gawe urip), ritual kematian (gawe pati), kesenian. Kedua, strategi
yang digunakan untuk mempertahankan budaya Wetu Telu adalah strategi
didaktik pewarisan budaya melalui pendidikan formal (inquiri sosial dan
ekspositori), Informal (keteladanan, pembiasaan, dan nasihat) dan nonformal
(pendidikan kecakapan hidup, pendidikan kepemudaan, dan pendidikan
pemberdayaan perempuan). Ketiga, implikasinya terhadap masyarakat adalah
terjadi penguatan pengetahuan agama, peningkatan hubungan solidaritas sosial,
tercipta kerukunan antarumat beragama.