Abstract :
Tenun sebagai salah satu bentuk kesenian hampir berkembang di seluruh
wilayah pulau Bali salah satu wilayah yang memiliki tradisi tenun yang memiliki
kekhasan corak serta masih eksis saat ini adalah diwilayah Kabupaten Jembrana,
tepatnya di Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana.
Geliat gairah dan optimisme untuk menekuni kembali seni kerajinan tenun
tradisional di Sangkaragung dengan sarana Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)
baru kelihatan muncul lagi seiring dengan membaiknya situasi dan kondisi negara
Republik Indonesia. Perangkat alat tenun bukan mesin (ATBM) cukup banyak.
Kain tenun cagcag memiliki fungsi yang sangat penting, selain sebagai pakaian
atau pelindung tubuh, juga merupakan bagian dari sarana dan prasarana ritual
keagamaan dari kepercayaan masyarakat pendukungnya. Dalam sistem sosial
budaya masyarakat tradisional, kain tenun cagcag memiliki keterkaitan sangat
erat dengan berbagai aktivitas maupun upacara adat. Pesan moral yang disajikan
melalui bentuk-bentuk simbol, sehingga dapat dijadikan tuntunan, tatanan, dan
tontonan bagi Masyarakat setempat.
Adapun permasalahan yang dibahas antara lain; 1) Mengapakah tenun
cagcag di Sangkaragung masih dilestarikan keberadaannya? 2) Bagaimanakah
bentuk pelestarian tenun cagcag di Kelurahan Sangkaragung? 3) Apakah
implikasi pelestarian tenun cagcag terhadap keberadaan tenun cagcag di
Kelurahan Sangkaragung? Data dikumpulakan melalui metode observasi,
wawancara, dan studi dokument. Kemudian, data tersebut di atas dianalisis
dengan menggunakan Teori Fungsional Struktural, Teori Estetika, dan Teori
Semiotika.
Hasil penelitian: (1) Yang mendasari sebagian masyarakat Sangkaragung
menekuni kerajinan menenun ini adalah karena dapat membantu pendapatan
suami dan ingin meneruskan kebudayaan daerah tercinta supaya tetap kekal. (2)
Pengrajin kain tenun di Kelurahan Sangkaragung mampu menenun dari ilmu yang
didapat dari orang-orang terdekatnya. (3) Dampak, secara etimologi adalah
pengaruh kuat yang dapat mendatangkan akibat baik positif maupun negatif, atau
dalam perspektif ekonomi berarti pengaruh suatu penyelenggaraan kegiatan
terhadap perekonomian.