Abstract :
Skripsi ini membahas tentangUpaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Keterampilan Guru Melakukan Pembelajaran Daring di SD Negeri 55 Otting
Kec.Tellu Siattinge Kab.Bone.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiUpaya
Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Keterampilan Guru Melakukan Pembelajaran
Daring Di SD Negeri 55 Otting Kec.Tellu Siattinge Kab.Bone . Adapun
permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah 1) jenis aplikasi pembelajaran
daring apa saja yang digunakan guru di SD Negeri 55 Otting 2) upaya apa saja yang
dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan keterampilan guru melakukan
pembelajaran daring di SD Negeri 55 Otting.
Metode digunakan penelitian field research(penelitian lapangan) dengan
melakukan observasi, wawancara, dokumentasi. Data yang di peroleh diolah dengan
menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan penelitian tentang Upaya
Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Keterampilan Guru Melakukan Pembelajaran
Daring di SD Negeri 55 Otting Kec.Tellu Siattinge Kab.Bone. Dalam menganalisis
data, penulis menggunakan redukasi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Semua guru di SD Negeri 55 Otting
melakukan pembelajaran daring sesuai dengan ketentuan dari pemerintah.Pertama,
mengenai komputer atau telepon yang merupakan alat elektonik yang digunakan
untuk melakukan pembelajaran daring. Kedua, koneksi jaringan, semua guru bisa
mengakses internet di rumah masing-masing dengan lancar.Ketiga, kemampuan
menggunakan software, semua guru hanya menggunakan dua aplikasi pembelajaran
daring yaitu aplikasi WhatsApp dan Google Meet sebagaimana yang kita ketahui
bahwa siswa yang diajar adalah siswa di tingkat sekolah dasar maka kedua aplikasi
pembelajaran itulah yang cukup mudah digunakan oleh mereka. Keempat, gaya dan
strategi mengajar, semua guru menyiapkan berbagai persiapan sebelum memulai
pembelajaran daring, semua guru mengatakan bahwa perbedaan yang paling
signifikan yang dirasakan pada saat mengajar secara daring yaitu mereka tidak bisa
mengontrol dan menegur siswa secara langsung.Walaupun pada awalnya masih ada
guru yang belum bisa menggunakan aplikasi pembelajaran daring, hanya 70% guru
yang bisa melakukan pembelajaran daring, tapi setelah mengikuti pelatihan yang
diadakan oleh kepala sekolah, akhirnya semua guru sudah bisa melakukan
pembelajaran daring