Abstract :
Skripsi ini membahas tentang Makna Simbolis Pada Acara Maulid Nabi
Muhammad SAW (Studi Kasus Pada Jamaah Khalwatiah Di Kab.Bone). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tata cara pelaksanaan maulid yang dilakukan
oleh Jamaah Khalwatiah di Kabupaten Bone makna simbolis yang terkandung dalam
setiap rangkaian acara maulid Nabi Muhammad Saw yang dilakukan oleh Jamaah
Khalwatiah di Kabupaten Bone.
Penelitian ini menggunakan riset lapangan (field riseach) yaitu metode
penelitian dengan menggunakan tehnik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data
yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan tehnik analisis kualitatif yang terdiri
dari reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Tata cara pelaksanaan maulid oleh
Jamaah Khalwatiah di Kabupaten Bone yaitu menyiapkan segala keperluan kegiatan
maulid, mulai dari menyediakan transportasi yang akan digunakan bersama
rombongan Jamaah Khalwatiah lainnya hingga menyiapkan male yang berisi telur
dan sokko dan makanan lainnya yang nantinya akan diberikan kepada Jamaah
Khalwatiah lainnya yang datang. Seluruh rangkaian acara maulid dilaksanakan di
Pattenne Kabupaten Maros serta melakukan silaturahim dengan Jamaah Khalwatiyah
dari berbagai daerah untuk mempererat persaudaraan dan kesatuan diantara sesama
Jamaah Khalwatiah. 2)Makna Simbolis yang terkandung dalam setiap rangkaian
acara maulid Nabi Muhammad Saw yang dilakukan oleh Jamaah Khalwatiah di
Kabupaten Bone yakni terletak pada pelaksanaannya seperti tudang sulekka, dimana
makna yang tersirat didalamnya adalah dimaknai sebagai kesetaraan sosial dimana
semua mahluk ciptaan Allah swt itu sama dan tidak ada pembeda diantaranya, hal
yang membedakan itu hanya tingkat keimanan dan ketakwaan dari setiap hamba
Allah swt, melakukan ziarah kubur di makam pembesar Khalwatiyah dimana
dimaknai sebagai wujud mengingat dan mengenang para pembesar Tarekat
Khalwatiah, kemudian maddate? atau dzikir yang dimanfaatkan untuk untuk
memperkuat keimanan dalam diri setiap Jamaah Khalwatiah yang datang. Dzikir
inilah yang menjadi pembeda dengan perayaan maulid Nabi Saw dengan perayaan
yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.