Abstract :
Skripsi ini membahas mengenai peran organisasi ekstrakurikuler dalam
menumbuhkan perilaku sosial peserta didik di SMP Negeri 2 Tonra Kecamatan
Patimpeng Kabupaten Bone. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran
organisasi ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Tonra, untuk mengetahui cara
menumbuhkan perilaku sosial peserta didik di SMP Negeri 2 Tonra, untuk
mengetahui hambatan dan dukungan siswa dalam berperilaku sosial?
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field
research) melalui pendekatan ilmu manajemen, pendekatan ilmu paedagogik, dan
pendekatan ilmu sosiologis dengan menggunakan teknik observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif kualitatif dengan 3 tahap yaitu tahap reduksi data (data reduction),
penyajian data (display data) dan tahap simpulan (verifikasi).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kegiatan ekstrakurikuler di SMP
Negeri 2 Tonra masih perlu ditingkatkan dan dimaksimalkan lagi seperti
keterlibatan dalam kelompok ekstrakurikuler dan pengerjaan tugas yang diberikan
oleh Pembina ekstrakurikuler maupun tugas yang diberikan pendidik pada saat di
ruang kelas. Dimana siswa berbeda-beda karakter ada siswa gampang diatur ada
juga siswa susah diatur sebagaimana sebagian siswa suka dikasi tugas dan
menyelesaikan tanpa diminta namun sebagian siswannya lagi tidak suka di
berikan tugas dan selalu mencari-cari alasan untuk tidak mengerjakannya. Dan
siswa yang melanggar aturan pada kegiatan ekstrakurikuler diberikan sanksi yang
sifatnya mendidik, dimana pembentukan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler
masih ada siswa memerlukan bantuan dan arahan dari Pembina ekstrakurikuler
atau pendidik. Dapat dipahami bahwa peran organisasi ekstrakurikuler di SMP
Negeri 2 Tonra sudah baik namun masih perlu ditingkatkan atau masih perlu
dibina untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. siswa selalu dibimbing
untuk membiasakan berperilaku sosial namun tata tertib yang telah ditetapkan di
sekolah siswa masih sering melanggarnya baik dari segi pakaian maupun
kebersihan adapun hambatan bagi orang tua dalam membentuk perilaku sosial
anak, anak sulit diatur dan adanya pengaruh dari teman bergaul anak terlalu
banyak aktifitas di luar bersama temannya dibanding waktu belajar seperti lebih
banyak main game dan ikut-ikutan merokok dan dukungan yang diberikan orang
tua terhadap perilaku sosial anak yaitu selalu memberikan pemantauan atau
pengawasan dalam penggunaan media sosial.