Abstract :
Skripsi ini membahas mengenai urgensi komunikasi dalam membentuk
hubungan profesional dan lingkungan yang kondusif di SMP Negeri 1 Lamuru
kabupaten Bone. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
komunikasi di SMP Negeri 1 Lamuru, untuk mengetahui pentingnya komunikasi
dalam membentuk hubungan profesional di SMP Negeri 1 Lamuru, serta untuk
mengetahui pentingnya komunikasi dalam membentuk lingkungan yang kondusif
di SMP Negeri 1 Lamuru.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field
research) melalui pendekatan ilmu manajemen, pendekatan ilmu paedagogik, dan
pendekatan ilmu sosiologis dengan menggunakan teknik observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif kualitatif dengan 3 tahap yaitu tahap reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display) dan tahap simpulan (verification).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Gambaran komunikasi di SMP
Negeri 1 Lamuru yaitu segala hal yang diupayakan dalam berkomunikasi, seperti
mengoptimalkan
fungsi
rapat
koordinasi,
menggunakan
media
sosial,
mengeluarkan SK sebagai penegas atas tugas atau pekerjaan, menjaga sinergitas,
insentif diberikan sebagai penyemangat, laporan dibuat sebagai bentuk
pertanggungjawaban, arahan dan petunjuk diberikan kepala sekolah kepada setiap
kesulitan yang didapatkan oleh guru dan staf, pembicaraan santai dilakukan untuk
membangun kekeluargaan, rapat dan pembelajaran dilakukan secara daring ataupun
luring, teguran lisan ataupun tertulis dilakukan bila terjadi konflik, serta komunikasi
bukan hanya ditempuh secara formal namun juga secara nonformal. Kedudukan
komunikasi sangat penting dalam membentuk hubungan profesional di sekolah,
dapat dicermati dari upaya yang dilakukan bisa memberikan peningkatan kinerja
personil sekolah mulai dari dedikasi personil yang sudah memiliki cukup keahlian,
bertanggungjawab dan juga telah menunjukkan sikap kerja yang baik,
melaksanakan kewajiban sosialnya yaitu mendidik sekaligus menjadi contoh bagi
masyarakat, otonomi dari atasan dipergunakan dengan semestinya. Hasil pekerjaan
telah dikontrol dan dinilai oleh orang yang berhak. Kemudian hubungan dengan
sesama digunakan untuk pengembangan kinerja profesi. Kedudukan komunikasi
sangat penting dalam membentuk lingkungan yang kondusif di sekolah, dapat
dicermati dari upaya yang dilakukan bisa menciptakan suasana yang mendukung
segala proses pendidikan mulai dari lingkungan fisik yang selalu dijaga seperti
kebersihan halaman dan pengoptimalan fungsi ruang kelas, serta sarana dan
xviii
prasarana yang lengkap dan selalu diperhatikan kondisinya. Kemudian lingkungan
sosial seperti interaksi warga sekolah baik secara formal maupun nonformal selalu
dibangun, aturan (tata tertib dan etika) sudah dijalankan dan dilaksanakan oleh guru
dan staf namun bagi siswa masih ada sebagian yang sering melanggar, adapun
budaya sekolah yang diterapkan yaitu sikap saling tolong menolong, kerja bakti
pada hari jum?at, berdo?a sebelum pulang sekolah dan salim kepada guru.