DETAIL DOCUMENT
Wawasan al-Qur’an tentang tagut (Suatu Kajian Tafsir Maudu’i)
Total View This Week22
Institusion
Universitas Islam Negeri Alauddin
Author

Subject
2X1.3 Tafsir Al-Qur'an 
Datestamp
2017-05-29 03:19:35 
Abstract :
Penelitian dalam tesis ini bertujuan untuk: 1. Menjelaskan hakikattagut. 2. Menjelaskan wujud tagut dalam al-Qur’an, serta 3. Menjelaskan pengaruh tagut dalam al-Qur’an. Sementara itu agar terurai secara jelas, maka pokok masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah Bagaimana wawasan al-Qur’an tentangtagut ? Adapun sub masalahnya adalah: 1. Bagaimana hakikat tagut ? Bagaimana wujudtagut dalam al-Qur’an? Bagaimana pengaruhtagut dalam al-Qur’an? Penelitian ini adalah kajian kepustakaan dengan pendekatan ilmu tafsir dan menggunakan metode tafsir maudu’i. Sementara itu, untuk memahami ayat-ayat tentang tagut, peneliti menggunakan teknik interpretasi tekstual, kontekstual, dan interpretasi logis. Dalam pengolahan dan analisis ayat per-ayat tentangtagut, maka peneliti menggunakan analisis deskriptif, analisis isi dan analisis semantik. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwatagut adalah segala sifat dan sikap yang melampaui batas dalam kemaksiatan, kedurhakaan dan kezaliman, baik terhadap Allah maupun terhadap sesama manusia serta terhadap lingkungan sekitar. Adapun subjek tagut menunjuk pada tigal hal, yakni: hawa nafsu, syaitan, dan asnam, sementara yang menjadi objektagut adalah manusia. Pengaruhtagut bagi pelakunya akan memberikan beberapa dampak, yakni disesatkan dalam kedurhakaan, terombang-ambing tanpa arah dan tujuan serta semakin bertambah kesesatan dan pembangkangannya. Namun, apabila pelakunya mampu mengingkari dan meninggalkan perilakutagut serta kembali beriman kepada Allah, maka akan mendapatkan kabar gembira berupa keridhaan-Nya serta pasti selamat dari murka Allah dunia dan akhirat. Penelitian ini berimplikasi pada pemahaman yang keliru dalam melakukan justifikasi takfiri yang dengan mudahnya menuduh Pemerintah, termasuk di dalamnya Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, Kepala Desa, TNI, Polri, Guru, Dosen, Pemuka Agama, UUD 1945, hingga pada tingkat RT/RW dengan sebutantagut. Katatagut tidak dikaji dengan menggunakan metodologi ilmu tafsir secara tuntas, sehingga pemahamannya-pun syarat dengan kekeliruan. Selain hal tersebut, karena praktek perilaku kehidupan manusia yang cenderung melakukan sikap pelampauan batas, bukan saja kepada Allah swt. tapi juga terhadap sesama manusia serta alam sekitar, sehingga kajian terhadaptagut beserta segala aspeknya sangat penting untuk diketahui. 

Institution Info

Universitas Islam Negeri Alauddin