Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan bentuk-bentuk
integrasi ajaran Islam ke dalam budaya lokal, sehingga diketahui proses integrasi
budaya lokal tersebut, baik secara substantif secara asimilasi maupun integrasi
struktural dan kultural. Menjelaskan bentuk-bentuk kearifan lokal yang terdapat
dalam ungkapan Makassar. Menemukan relevansi antara kearifan lokal yang
terdapat dalam ungkapan Makassar dengan Pendidikan Islam dalam rangka
merumuskan upaya-upaya pelestarian dan penguatan budaya lokal melalui
pendidikan karakter.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilaksanakan di
Kabupaten Gowa dengan pendekatan historis, antropologis, sosiologis dan
teologis. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Selain itu penelitian ini juga menggunakan studi kepustakaan
(library research) melalui data primer dan data sekunder. Sumber primer
diperoleh dari lontara bilang serta dokumen lain yang otentik, sedangkan sumber
sekunder dari buku, artikel, surat kabar, jurnal, tesis dan disertasi. Data yang
diperoleh diolah dan dianalisis secara deduktif, induktif dan komparatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam dengan kebudayaan lokal suku
Makassar berlangsung secara substansial, struktural dan kultural. Integrasi
substansial terjadi antara pangadakkang (adak, rapang, warik dan bicara) dengan
sarak. Sedangkan integrasi kultural melalui pranata politik, bahasa, ekonomi dan
sosial budaya dengan simbol-simbol dan ungkapan-ungkapan sastera Makassar.
Ungkapa-ungkapan sastera Makassar ditemukan dalam bentuk pasang, kelong,
paruntukkana, aru, sinrilik, paddoangang dan pakkio bunting yang sering
disampaikan mengiringi setiap upacara siklus hidup masyarakat suku Makassar
seperti pada acara kelahiran, sunatan, perkawinan dan acara kematian. Ungkapan-ungkapan
tersebut
mengandung
nilai-nilai
pendidikan
seperti:
nilai
kejujuran,
nilai
kehormatan,
nilai persatuan, nilai etos kerja, nilai kepemimpinan, nilai moral
keagamaan yang memiliki relevansi dengan Pendidikan Islam.
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan agar bahasa dan ungkapanungkapan
Makassar
dimasukkan dalam mata pelajaran muatan lokal pada semua
jenjang pendidikan di sekolah demi memelihara kelestariannya dari kepunahan
sebagai aset budaya bangsa. Kemudian diinternalisasikan melalui pendidikan
informal dalam lingkungan rumah tangga serta di sosialisasikan dalam masyarakat
melalui seni budaya sebagai bagian dari pendidikan non formal.