Abstract :
Tesis ini berjudul “Wawasan al-Qur’an tentang Kepemimpinan Nabi
Sulaiman as.” Bahasan seputar kepemimpinan menjadi tema sentral dalam kajian ini.
Untuk itu, penulis mencoba untuk menelusuri melalui pendekatan tematik
(maudhu’i), yaitu dengan menghimpun ayat-ayat al-Qur’an yang menyebutkan
terkait tentang kepemimpinan Nabi Sulaiman as. dalam al-Qur’an, kemudian
meneliti makna di semua ayat terkait dan menemukan titik simpul pemaknaan yang
valid. #
Dari permasalahan pokok dijabarkan dalam bentuk sub masalah yaitu hakikat
kepemimpinan Nabi Sulaiman, wujud kepemimpinan Nabi Sulaiman, dan urgensi
kepemimpinan Nabi Sulaiman as. dalam al-Qur’a>n.
Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif. Adapun sumber data bersifat
penelitian kepustakaan (library research). untuk menafsirkan ayat-ayat
menggunakan Pendekatan tafsir (exegetical approach) karena tehnik kerjanya lebih
banyak bersentuhan dengan kitab-kitab tafsir serta penafsiran dari para ahli yang
bergelut pada bidang sejarah khususnya tentang kepemimpinan Nabi Sulaiman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sulaiman adalah seorang raja
Bani> Israil di masa dahulu kala. Sulaiman diangkat menjadi raja pada usia remaja
menggantikan ayahnya yaitu Nabi Daud, dan lafaz Nabi Sulaiman disebutkan dalam
al-Qur’an sebanyak 17 kali. Hakikat kepemimpinan Nabi Sulaiman adalah keinginan
untuk menggambarkan wawasan kepemimpinan Nabi Sulaiman dalam al-Qur’an,
sedangkan wujud dari kepemimpinan Nabi Sulaiman ada dua yaitu model
kepemimpinan Nabi Sulaiman, dan kriteria kepemimpinan Nabi Sulaiman. Model
kepemimpinan Nabi Sulaiman meliputi kepemimpinan beliau kepada manusia, dan
kepemimpinan beliau kepada sebagian makhluk. Kriteria kepemimpinan Nabi
Sulaiman adalah beliau jelas dan terang dalam memimpin, cerdas, istiqamah,
bijaksana, jauh dari tindak korupsi, selalu menjaga kesehatan tubuh, dan memiliki
kedekatan dengan tuhan. Adapun urgensi kepemimpinan Nabi Sulaiman adalah
meliputi faktor-faktor yang melandasi kepemimpinan Nabi Sulaiman yaitu karena
fasilitas yang memadai, dan memiliki balatentara yang cukup.
Dari hasil penelitian tersebut di atas, menunjukkan bahwa wawasan
kepemimpinan Nabi Sulaiman dapat menjadi teladan dalam melahirkan para
pemimpin muslim. Yang berimplikasi pada pemberian pencerahan pada segenap
umat manusia untuk berusaha menjalankan statuta kepemimpinan tersebut sehingga
terwujud kehidupan yang lebih baik. Olehnya itu, perlunya bercermin kepada
kepemimpinan yang digambarkan di dalam al-Qur’an dalam upaya menghadapi
krisis kepemimpinan ini. Pemimpin saat ini harus siap untuk meningkatkan mental
kepemimpinan (leadership spirit), dengan menanamkan sifat-sifat keNabian di
dalam dirinya.