Abstract :
Kawasan pesisir utara pulau Bintan merupakan salah satu tujuan wisata
bahari yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan
mancanegara. Melihat peluang ini, Pemerintah Kabupaten Bintan membuat
kebijakan, agar desa-desa yang ada di Kabupaten Bintan untuk membentuk
kerjasama antar desa yang diwujudkan dengan dibentuknya BUMDes Bersama.
Dengan tujuan agar kekayaan alam yang ada di daerah tersebut dapat dinikmati
secara langsung oleh masyarakat. BUMDes Bersama dibentuk melalui
Musyawarah Antar Desa (MAD) berdasarkan peraturan bersama Kepala Desa.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
kerjasama antar desa dalam pengelolaan kawasan eko wisata serta apa saja
hambatan dalam pengelolaan kawasan ekowisata. Jenis Penelitian ini adalah
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kerjasama tim oleh
Michael West (2002) dengan menggunakan tiga dimensi dan masing masing
dimensi memiliki tiga indikator yaitu: a. Kebersamaan dengan indikator
Tanggung jawab, Saling berkontribusi dan Pengerahan kemampuan secara
maksimal, b. Kepercayaan dengan indikator Kejujuran, Pemberian tugas dan
Integritas, c. Kekompakan dengan indikator Saling ketergantungan tugas, Saling
ketergantungan hasil dan Komitmen yang tinggi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kurangnya koordinasi dan
komunikasi antara BUMDEs Bersama untuk mengevaluasi kinerja bersama,
sehingga permasalahan seperti anggaran operasional yang tidak ada tidak dapat
terselesaikan.Kurangnya kebersamaan, kepercayaan dan kekompakan pengurus
BUMDEs bersama menjadi penyebab BUMDEs tersebut tidak berjalan secara
efektif dan efisien. Potensi-potensi ekowisata bahari yang ada di keempat desa
yang tergabung dalam kerjasama antar desa ini belum dimanfaatkan dengan
maksimal karena BUMDEs Bersama Dugong Bintan tidak berjalan dengan baik.