Abstract :
Seorang filsuf politik yang terkenal, Niccolo Machiavelli mengungkapkan
teorinya mengenai bagaimana sebuah kekuasaan diraih dan dipertahankan.
Machiavelli mengungkapkan bahwa sumber kekuasaan tertinggi adalah negara.
Oleh karena itu, negara dalam pandangannya memiliki kedaulatan dan kedudukan
tertinggi. Kekuasaan ini, menurut Machiavelli dapat diperoleh dengan
menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan. Penguasa berhak melanggar
moral, karena politik terpisah dengan nilai ? nilai moral.
Sejalan dengan hal tersebut, perjalanan penguasa di Indonesia yang
cenderung mirip dengan pemikiran Machiavelli adalah Soeharto, yang menjadi
penguasa di Indonesia pada rezim Orde Baru. Soeharto menggunakan gaya otoriter,
sentralistik dan dominan dalam pemerintahan selama lebih dari tiga decade
berkuasa. Kebijakan dan keputusan politik yang diambil Soeharto dipengaruhi oleh
budaya politik yang melatar belakangi kehidupan pribadinya dan kondisi Indonesia
pada saat itu.
Dengan menggunakan metode kualitatif dengan jenis library research,
penulis menyimpulkan bahwa terdapat beberapa poin relevansi mengenai konsep
kekuasaan yang diutarakan oleh filsuf Machiavelli dan dipakai oleh Soeharto
selama kirpahnya sebagai seorang presiden, diantaranya Realitas politik, situasi
sosial politik, konsep kekuasaan, pragmatisme agama dan moralitas, konsep negara,
hukum dan konsep politik.
Dari hasil penelitian, dapat di simpulkan bahwa terdapat relevansi antara
konsep yang dikemukakan oleh Machiavelli mengenai negara dan kekuasaan
dengan praktis yang dilakukan oleh Soeharto pada masa pemerintahannya yang di
namai rezim Orde Baru, dengan gaya kepemimpinan otoritarianisme . Relevansi
tersebut diantaranya: realita politik Machiavelli dan Soeharto, kesamaan situasi
politik, konsep kekuasaan, pragmatis dan partikulatistik, konsep mengenai militer
dan konsep hukum negara.
Kata kunci: Pemikiran Machiavelli, Soeharto, Konsep Negara dan
Kekuasaan