Abstract :
Kasus stunting di Desa Selawangi masih cukup tinggi dengan jumlah kasus stunting
34 dan akibatnya berdampak kepada pertumbuhan dan perkembangan balita
kedepanya, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor sosial-ekonomi
keluarga balita stunting di Desa Selawangi, Penelitian ini menggunakan metode
Deskriptif Kualitatif dengan pendekatan studi kasus, pengumpulan data dilakukan
dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan tahapan Pengumpulan data, Reduksi data, Display
data, dan Penarikan kesimpulan, Teknik pengumpulan Sampel menggunakan
purposive sampling dengan jumlah 7 responden meliputi 5 keluarga balita
stunting, Ahli Gizi dan Ketua KPM. Berdasarkan hasil penelitian keluarga yang
memiliki balita stunting memiliki pekerjaan dengan penghasilan rendah dan tidak
tetap, pendidikan orang tua balita stunting tamatan SD, pendapatan keluarga balita
stunting dibawah UMR (Rp. 2.326.772), kondisi rumah keluarga balita stunting
kurang layak dan masih mengontrak dengan 3 keluarga yang memiliki rumah
sendiri dan 2 keluarga yang tidak memiliki rumah sendiri, kekayaan berupa
barang yang meliputi pemakaian alat komunikasi tidak semua keluarga memiliki
handphone, sebagian besar keluarga yang memiliki balita stunting memiliki
kendaraan, mayoritas keluarga yang memiliki balita stunting masih menerapkan
pola MCK (Mandi, Cuci, Kalkus) dikolam yang masih belum memenuhi standar
kesehatan.Dilihat dari jenis pekerjaan menentukan tingkat pendapatan keluarga
jika pendapatan rendah maka pemenuhan asupan gizi anak kurang karena orang
tua tidak mampu membeli makanan yang sehat dan bergizi, jika asupan makanan
bergizi kurang maka anak tidak dapat tumbuh kembang secara baik.Tumbuh
kembang balita harus didorong dalam kaitannya dengan asupan gizi, pemantauan
secara berkala melalui posyandu juga diperlukan, demikian pula penyuluhan
kesehatan secara rutin untuk meningkatkan pengetahuan gizi orang tua khususnya
ibu.
Kata Kunci : Sosial Ekonomi, Keluarga, Stunting