DETAIL DOCUMENT
Analisis Psikologis pada Tokoh Killua Zoldyck dalam Anime “Hunter X Hunter” Karya Yoshihiro Togashi
Total View This Week0
Institusion
Universitas Sumatera Utara
Author
Sari, Amry Maulana Dalil
Subject
Analisis Psikologis pada Tokoh killua Zoldyck 
Datestamp
2019-04-26 03:08:18 
Abstract :
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ?Sastra?, yang berarti ?teks yang mengandung instruksi? atau ?pedoman?, dari kata dasar ?Sas? yang berarti ?instruksi? atau ?ajaran? dan ?Tra? yang berarti ?alat? atau ?sarana?. Sastra dapat dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu. Salah satu karya sastra adalah anime. Anime adalah animasi dari Jepang yang digambar dengan tangan maupun menggunakan teknologi komputer. Anime di pengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang. Anime yang akan penulis pakai dalam penelitian ini yaitu anime yang berjudul ?Hunter X Hunter? karya Yoshihiro Togashi. Anime ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Gon Freecss berumur 12 tahun yang mengembara untuk menemukan ayahnya yang sudah lama pergi dan tak pernah kembali. Di dalam perjalanannya, Gon bertemu dengan Killua Zoldyck. Killua Zoldyck adalah salah satu tokoh utama dan sahabat Gon Freecss dalam seri Hunter × Hunter. Dia adalah putra ketiga dari lima bersaudara di Keluarga Zoldyck. Keluarga Zoldyck adalah pembunuh bayaran yang sangat terkenal dan ditakuti oleh banyak golongan. Killua disiksa sejak lahir, dari berumur 3 tahun dia sudah dipaksa menjadi seorang pembunuh. Dia bertemu dengan Gon pada ujian hunter, namun sayang dia gagal dalam ujian hunter yang pertama karena tekanan kakaknya, Illumi Zoldyck. Ia tidak dibenarkan untuk memiliki seorang teman oleh keluarganya, dikarenakan Ia akan menjadi penerus bisnis dikeluarga zoldyck. Oleh karena tekanan psikologis itu, setelah ujian hunter, Killua terpaksa pulang kembali kerumahnya. Ia disiksa oleh kakaknya yang bernama Milluki karena telah kabur dari rumah dan melukai wajah ibunya. Hal ini membuat Killua menjadi pemberontak dan ingin pergi dari rumahnya. Karena perjuangan dan tekad Gon, Kurapica, dan Leorio yang nekad menerobos masuk ke rumah Keluarga Zoldyck di Gunung Kukuru, maka akhirnya Killua pun ikut kembali bersama Gon. Anime ini dianalisis dengan metode deskriptif dan dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan atau Library Research. Setelah melihat anime ?Hunter X Hunter? karya Yoshihiro Togashi tersebut, penulis tertarik untuk menganalisa psikologis tokoh utama Killua Zoldyck dengan menggunakan teori kepribadian Sigmund Freud melalui Id (aspek biologis), Ego (aspek psikologis) dan Super Ego (aspek sosiologis). Kepribadian yang terdapat pada tokoh utama yang bernama Killua Zoldyck dalam anime Hunter X Hunter berdasarkan teori kepribadian Sigmund Freud adalah lebih mengutamakan dorongan ? dorongan Super Ego dalam dirinya yang mengalahkan Id dan Ego. Terdapat juga beberapa tindakan Id dan Ego. Id muncul ketika Killua hanya mementingkan keinginan dirinya sendiri. Dia tidak perduli terhadap apapun yang terjadi pada dirinya. Id bekerja sesuai dengan prinsip kesenangan (pleasure principles). Sesuai dengan kepribadian Sigmund Freud yang mengatakan bahwa Id merupakan sebuah dorongan yang apabila terpenuhi dengan segera maka akan tercapai perasaan senang atau puas. Ego mengendalikan Killua ketika dirinya dihadapkan pada suatu pilihan untuk menentukan mana yang baik dan benar baginya. Ego membawa Killua untuk tidak terpancing dengan amarahnya sehingga Ego dapat menenangkan dirinya sebelum mengambil tindakan yang buruk. Super Ego muncul ketika Killua dihadapkan dengan pilihan untuk menjadi lebih bijak dalam berperilaku. Killua tidak ingin meneruskan bisnis keluarga sebagai pembunuh bayaran karena menjadi seorang pembunuh bayaran bukanlah hal yang baik. Walaupun Killua harus menentang keluarganya tetapi dia merasa yang dilakukannya adalah hal yang benar. Menjadi seorang pembunuh bayaran bertentangan dengan hukum dan norma ? norma yang ada. Killua menyadari bahwa Illumi telah menanamkan jarum hipnotis di otaknya sewaktu dulu. Jarum ini berfungsi untuk mengekang dan memaksa Killua untuk mundur dan memenjarakan dirinya dalam zona kenyamanannya setiap kali situasi apa pun berpotensi akan membahayakan hidupnya. Setelah melepaskan jarum tersebut, Killua terbebaskan dari pengekangan ini dan mendapatkan kontrol penuh dari bawah sadarnya untuk membuat keputusan sendiri apakah baik atau tidak untuk melarikan diri setiap kali ada kebutuhan untuk melawan lawan yang lebih kuat. Kini Killua menjalani kehidupannya secara normal dan berteman dengan siapapun yang dia inginkan. 

Institution Info

Universitas Sumatera Utara