DETAIL DOCUMENT
Determinan Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Dumai Tahun 2018
Total View This Week0
Institusion
Universitas Sumatera Utara
Author
Novitaroza, Dwie
Subject
Determinan Pelaksanaan 
Datestamp
2019-05-16 01:55:23 
Abstract :
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk. Di Provinsi Riau, khususnya kota Dumai merupakan salah satu daerah endemis DBD. Upaya menekan jumlah kasus DBD yaitu dengan menerapkan Sistem Kewaspadaan Dini DBD. Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini DBD di kota Dumai belum berjalan dengan maksimal secara menyeluruh karena masih terdapat kasus kematian akibat penyakit DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini demam berdarah dengue di wilayah kerja dinas kesehatan Kota Dumai tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Informan penelitian ini berjumlah 13 orang dengan rincian 1 orang Kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit, 1 orang kepala seksi pencegahan dan pengendalian penyakit menular, 10 orang koordinator program DBD di seluruh puskesmas yang ada di wilayah kerja dinas kesehatan kota Dumai, 1 orang koordinator program DBD yang ada di RSUD Kota Dumai. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Juli 2018. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam yang berpedoman pada panduan wawancara yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Metode analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem Kewaspadaan Dini belum berjalan dengan maksimal secara menyeluruh, hal ini dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia surveilans dan minimnya pengetahuan petugas/ koordinator program DBD yang ada di wilayah Dinas Kesehatan Kota Dumai. Hasil ini juga menunjukkan dari anggaran yang disediakan Dinas Kesehatan Kota Dumai untuk pelaksanaan program DBD masih belum mencukupi, pengolahan (pencatatan dan penghitungan) data surveilans masih secara manual dikarenakan belum memiliki software khusus. Sistem pencatatan dan penghitungan data seperti ini akan beresiko terjadinya kesalahan dan tidak tepatnya data serta keterlambatan laporan data DBD. Kesimpulannya bahwa pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini DBD belum berjalan dengan maksimal karena masih dijumpai kasus kematian akibat penyakit DBD. Bagi dinas kesehatan Kota Dumai, diharapkan dapat melengkapi sarana prasarana, meningkatkan pengetahuan petugas dengan melakukan pelatihan- pelatihan pengendalian DBD, mencukupi anggaran pelaksanaan program/ kegiatan DBD sehingga terlaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini DBD di wilayah kerja dinas kesehatan Kota Dumai. 

Institution Info

Universitas Sumatera Utara