DETAIL DOCUMENT
Pengendalian Persediaan Produk Perishable dengan Mempertimbangkan Faktor Kadaluarsa dan Pengembalian (Studi Kasus di UKM Kue Nasywa)
Total View This Week0
Institusion
Universitas Sumatera Utara
Author
Ivony
Subject
Perishable 
Datestamp
2018-12-18 03:54:09 
Abstract :
Industri makanan merupakan industri dengan rantai pasok yang kompleks. Produk makanan tertentu memiliki struktur rantai pasok yang berbeda dengan produk makanan lainnya. Industri makanan menghasilkan produk dengan karakteristik perishable (tidak tahan lama). Jika produk makanan disimpan terlalu lama, maka produk tersebut akan mengalami penurunan kualitas (kadaluarsa). Dengan demikian, maka diperlukan persediaan optimal pada pihak agen agar jumlah produk kadaluarsa semakin sedikit. Persediaan adalah jumlah barang/ produk yang disimpan untuk menunjang kelancaran kegiatan produksi dan distribusi. Penelitian ini dilakukan di UKM Kue Nasywa. UKM Kue Nasywa adalah perusahaan yang bergerak di bidang makanan. Produk-produk di UKM Kue Nasywa adalah bolu bulat, bika ambon, karamel, lapis legit dan brownis. Permasalahan di UKM Kue Nasywa adalah tingginya jumlah produk kadaluarsa sehingga menimbulkan besarnya potensi pendapatan yang hilang dan total biaya. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan dan menganalisis jumlah persediaan optimum dengan meminimumkan total biaya. Dengan pendekatan Economic Order Quantity (EOQ) diperoleh jumlah persediaan optimal pada produk perishable dengan meminimumkan total biaya. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan bahwa jumlah persediaan optimal optimal sebesar 86 unit pada produk bolu bulat, 172 unit pada produk bika ambon, 48 unit pada produk karamel, 95 unit pada produk lapis legit dan 10 unit pada produk brownis dengan frekuensi pengiriman sebesar 16 kali selama sebulan. Ini berarti bahwa dalam sekali pengiriman, pihak UKM akan mengirimkan jumlah produk sebesar jumlah persediaan optimal yang telah didapatkan dengan banyaknya pengiriman selama sebulan sebesar frekuensi pengiriman optimal yang didapatkan. Setelah melakukan perhitungan jumlah persediaan optimal, selanjutnya akan dihitunga besar total biaya yang digunakan pada UKM Kue Nasywa. Dari perhitungan didapatkan bahwa total biaya aktual sebesar Rp 57.775.371 dan total biaya usulan sebesar Rp 44.621.933 artinya total biaya usulan mengalami penurunan sebesar 22,77% dari total biaya aktual. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan pendekatan EOQ maka didapatkan jumlah persediaan optimal dengan meminimalkan produk kadaluarsa dan total biaya yang dikeluarkan. 

Institution Info

Universitas Sumatera Utara