Abstract :
Petani kelapa sawit bergantung pada pupuk dan pestisida untuk meningkatkan hasil produksi kelapa sawit. Pupuk anorganik dan pestisida umumnya mengandung timbal (Pb) yang secara tidak langsung diperoleh dari proses pembuatannya sehinga perlu dilakukan penentuan kadar timbal pada rambut petani kelapa sawit. Sampel yang digunakan adalah rambut petani kelapa sawit dengan masa kerja >15 tahun sebanyak 15 orang. Alat yang digunakan untuk mengukur kadar timbal adalah Spektrofotometer Serapan Atom (AAS). Seluruh petani yang dijadikan sampel berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia petani yaitu 33–73 tahun. Semua sampel rambut mengandung timbal dengan tingkat pencemaran rendah yaitu <10 ppm.Kadar timbal tertinggi yaitu mencapai 2,44 ppm sedangkan kadar timbal terendah sebesar 1,67 ppm. Petani yang tercemar oleh timbal disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan penggunaan APD yang tidak sesuai dengan aturan sehingga mengakibatkan petani terpapar oleh timbal melalui sistem pencernaan, inhalasi dan kontak langsung pada kulit. Persentase jenis penggunaan APD yang digunakan oleh petani yaitu masker 33%, sarung tangan 20%, sepatu tertutup 86%, topi 6%, baju dan celana panjang 86%.
Kata kunci: petani, kelapa sawit, timbal, pestisida, pupuk anorganik