Abstract :
Penelitian ini membahas tentang Rejection Rate pada proses pengelasan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab kecacatan pada proses
pengelasan yang akan menimbulkan perbaikan atau pengerjaan ulang. Objek
penelitian ini adalah perusahaan PT. XYZ yang bergerak dalam bidang industri
konstruksi dan fabrikasi (EPC+F+I Company). Penelitian ini dianalisis
menggunakan metode Six Sigma dengan tahapan Define, Measure, Analyze,
Improve, Control (DMAIC). Hasil penelitian ini diperoleh 2 penyebab dominan
terjadinya perbaikan atau pengerjaan ulang pada proses pengelasan, yaitu cacat
Slag Line sebanyak 60,24% dan cacat Porosity sebanyak 31,50%, yang
dikualifikasikan sebagai Critical to Quality (CTQ Welding Rejection Rate proyek
X pada PT. XYZ bernilai 1,59%, di bawah batas maksimum yang ditetapkan PT.
XYZ sebesar 2%. Walaupun demikian, hasil analisis penelitian menggunakan
metode Six Sigma diketahui bahwa nilai DPMO (Defect Per Million Opportunities)
sebesar 797376.613 dan nilai Sigma 3,99. Dari hasil analisis penyebab masalah
cacat Slag Line dan cacat Porosity, diketahui faktor utama penyebab adalah dari
segi performa dan ketersediaan mesin, performa welder, material, dan metode
pengelasan.